KUDUS, Lingkar.co – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus mengaku siap melakukan Backlog Fighting (BLF) pada tahun 2022 mendatang. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB).
Pasalnya, ada kemungkinan terjadi KLB pada sekitar lima tahun mendatang. Pengelola Program Imunisasi DKK Kudus Ali Muhtadi menerangkan, KLB bisa terjadi jika sebagian besar bayi tidak menerima suntikan imunisasi.
“Jika pada tahun 2021 dan 2022 bayi tidak menerima imunisasi, maka akan terlihat gejalanya pada sekitar lima tahun mendatang. Kalau sudah terakumulasi selama dua tahun tidak ada kegiatan imunisasi pada bayi, maka pada lima tahun mendatang jumlah bayi yang rentan tidak timbul kekebalan bisa mencapai sepertiga total bayi di wilayah tersebut,” paparnya.
Ia menjelaskan, sebagian besar bayi di Kabupaten Kudus memang belum mendapatkan imunisasi karena pendistribusian vaksin dari pemerintah pusat mengalami keterlambatan. Disebutkan Ali, sepanjang tahun 2021 ini Kabupaten Kudus hanya menerima 1.000 vaksin untuk imunisasi.
“Pada bulan September itu kami baru mendapatkan vaksin BCG dan MR yang masing – masing di droping sebanyak 500 buah. Kejadian penundaan vaksin bagi bayi ini juga dikeluhkan oleh daerah-daerah lainnya,” katanya.
Vaksin BCG digunakan supaya bayi kebal terhadap penyakit TBC. Sementara vaksin MR digunakan supaya bayi kebal terhadappenyakit campak.
Langkah Antisipasi KLB Telah Disiapkan
Meski demikian, Ali mengaku sudah menyiapkan langkah antisipasi untuk mencegah terjadinya KLB. Yakni dengan cara mengadakan BLF di tahun 2022 nanti. BLF merupakan upaya aktif melengkapi imunisasi dasar bagi anak usia 0 – 3 tahun.
“Jadi bayi yang belum imunisasi pada tahun 2021 akan menerima imunisasi di tahun 2022. Itu jika vaksin dari pemerintah pusat bisa didistribusikan tanpa ada penundaan lagi. Maka tahun 2022, perencanaaan vaksinasi bagi bayi perlu ditambah lagi untuk mengejar target UCI atau Universal Child Immunization,” jelasnya.
Menurut Ali, di sela-sela vaksinasi Covid-19, puskesmas di Kudus juga aktif melakukan imunisasi bagi balita jika memang ada dropping vaksin.
“Antusiasme masyarakat untuk mengikuti imunisasi bayi masih tinggi. Bahkan ada yang rela jika harus mencari vaksin berbayar. Namun memang dari pemerintah pusat belum melakukan distribusi vaksin bagi bayi tersebut,” pungkasnya.
Penulis: Lingkar News Network
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps