APBN Triwulan Pertama Tumbuh 29 Persen, PSI Sebut Kondisi Perekonomian Menjanjikan

Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia, Andre Vincent Wenas. Foto: dokumentasi

Lingkar.co – Pendapatan negara pada Triwulan I tahun 2023 tumbuh 29% (yoy) mengindikasikan kinerja yang solid. Menurut Partai Solidaritas Indonesia (PSI), APBN 2023 on track. Pendapatan negara mencapai Rp 647,2 triliun atau 26,3% dari target.

“Kondisi seperti ini sangat menjanjikan, promising, lihat saja pertumbuhan yang 29% year on year (yoy) di Triwulan pertama. Pendapat negara yang Rp647,2 triliun itu artinya 26,3% dari target. Dari total pendapatan negara itu, sebesar Rp432,25 triliun didapat dari pendapatan pajak,” ujar Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia, Andre Vincent Wenas dalam keterangan tertulisnya kepada Lingkar.co, Sabtu, (22/4/2023).

“Pendapatan lain adalah Kepabeanan dan Cukai sebesar Rp72,24 triliun, dan PNBP sebesar Rp142,66 triliun. Hibah sebesar Rp 0,01 triliun, sehingga total pendapatannya sekitar Rp647 triliun lebih itu,” sambungnya.

Hijau-Minimalist-Ucapan-Selamat-Sukses-Kiriman-Instagram-3

Ia jabarkan seperti tertera dalam laporan APBN yang terbit April 2023, yakni; sisi belanja sebesar Rp518,66 triliun, terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp347,27 triliun dan transfer ke daerah Rp171,39 triliun. Sampai akhir Maret 2023 ada surplus sebesar Rp128,50 triliun.

“Prahara yang akhir-akhir ini melibatkan oknum-oknum di Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai mengindikasikan juga masih adanya potensi besar pendapatan negara dari dua sektor itu,” ujar Andre.

Dari laporan APBN per April 2023 yang baru terbit itu diketahui bahwa secara agregat seluruh sektor utama bisa tumbuh secara positif. Artinya sampai bulan Maret, beberapa sektor tumbuh stabil seperti Industri Pengolahan, Jasa Keuangan, Transportasi, dan Jasa Perusahaan.

Png-20230831-120408-0000

Lalu, lanjutnya, sektor Pertambangan tumbuh cukup signifikan, karena beberapa Wajib Pajak menyetorkan PPh Badan Tahunan lebih awal. Sektor Informasi dan Komunikasi juga tumbuh meningkat didorong peningkatan PPh Final.

Sektor yang melambat adalah Perdagangan, serta sektor Jasa Konstruksi dan Real Estat, karena perubahan model pemungutan PPN atas transaksi dengan Pemerintah.

“Kita harus lebih serius dalam mengurus pajak, potensinya masih sangat banyak ternyata. Sebagian besar pendapatan negara berasal dari pungutan pajak, juga bea cukai. Jangan sampai ada kebocoran atau penyimpangan, hal itu akan sangat melukai perasaan. Kesetiaan masyarakat dalam membayar pajak adalah cerminan kepercayaan publik kepada pemerintah, jangan sampai dikhianati,” tandasnya. (*)

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *