Lingkar.co – Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Blora, Indah Purwaningsih mengungkapkan, data penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) cukai tembakau belum sinkron.
Hal tersebut terungkap dalam sosialisasi Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) di Pendopo Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Selasa (21/03/2023) siang
Dia paparkan data sementara untuk keluarga penerima manfaat (KPM) BLT DBHCHT tidak sama. Bahkan, jatah yang akan dibagikan jumlahnya lebih sedikit dari data sementara yang ada.
“Nah kebetulan informasi dari Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) itu kan jumlahnya kurang lebih 8.200, data sementara yang masuk itu 8.279. Padahal kuota yang kami punya adalah 4.785. Makanya harus singkron,” ungkapnya.
Kepala dinas yang rajin blusukan memantau warga ini melanjutkan, pihaknya masih memberikan kesempatan untuk memperbaiki data, jika dirasa belum sempurna.
“Masih ada waktu, silahkan masukkan kembali datanya untuk diajukan ke kami, sebelum data itu masuk ke dinsos. supaya kita godok lagi,” ujarnya.
“Karena itu baru informasi ada 8.000 sekian. lha saya tidak punya datanya, lha yang ada, saya hanya bisa memberikan yang ada, yakni sesuai kuota dari provinsi adalah 4.785 penerima,” terangnya.
Bahkan, ia pun masih menunggu data dari pemerintah desa maupun dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), namun dalam jangka waktu yang singkat.
“Insya Allah, kalau memang teman-teman itu dari desa, dari Gapoktan menyerahkan data kepada kami, dua Minggu ini selesai, kemudian kami bisa memverifikasi dan validasi (Verval), setelah itu kita ke Data Encryption Standard (DES), kalau sudah selesai semua, ya segera kita bagikan,” jelasnya.
Selain itu, ia berharap para petani dan buruh tembakau segera berkumpul untuk menyepakati teknik pembagian bantuan.
Terkait proses verval, ia menerangkan salah satunya yakni penerima BLT DBHCHT yang pindah tempat tinggal di luar kabupaten Blora dan meninggal dunia.
“Karena bisa jadi sekarang ini sudah menerima. kebetulan mohon maaf, namanya takdir mungkin ada yang meninggal, ada yang pindah, terus dapat pekerjaan di luar kota, ya pasti itu akan di-Verval. Kalau udah meninggal ya nggak bisa mendapatkan kembali,” tandasnya.
Indah juga menerangkan, BLT tersebut ditargetkan kepada para petani dan buruh tani tembakau. Ia pun berharap agar KPM bisa memanfaatkan sebaik mungkin bantuan yang dikucurkan oleh pemerintah.
“Yang kita berikan itu kan kembali pada fitrah dan untuk BLT DBHCHT gunakan pada kebutuhan yang bermanfaat, terkait dengan urusan pertembakauan. jangan malah buat yang lain,” tegas Indah,
Menjawab pertanyaan terkait besaran jumlah yang diterima oleh petani dan buruh tani tembakau yang nantinya terdata sebagai KPM, ia menyebut tidak berbeda dengan bantuan pada tahun sebelumnya.
“Seperti tahun lalu, yakni sebesar Rp300 dikalikan 4 bulan. Jadi nanti kalau bisa kita berikan sebelum Lebaran. Dan insya Allah, kalau bisa ya dua kali. Kan gitu, jadinya Rp600. Kemudian nanti setelah lebaran dua kali lagi,” jelasnya. (*)
Penulis; Lilik Yuliantoro
Editor: Ahmad Rifqi Hidaya
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps