Lingkar.co – Sebanyak 31 pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Semarang mengikuti pelatihan digitalisasi dengan fokus pada penyusunan strategi bisnis menggunakan analisis SWOT dan ROWS.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Hibah Pengabdian kepada Masyarakat yang didanai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun anggaran 2025.
Pelatihan bertajuk “Strategi Digital untuk Bisnis Berkelanjutan: Menerapkan Analisis SWOT dan ROWS dalam Transformasi UMK” ini diadakan di Jordan Training Center & Independent Packaging Center, Tanah Mas, Semarang. Peserta berasal dari 16 UMK berbagai sektor, mulai dari kuliner, kursus, salon, pet shop, kontraktor, hingga ritel.
Narasumber pelatihan, Dr. Daniel Lukito, S.T., M.M., M.Sc.IB, menjelaskan pentingnya penerapan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dan ROWS (Reality, Options, Way Forward, Solutions) dalam menghadapi tantangan bisnis era digital.
“Dengan SWOT dan ROWS, pelaku usaha dapat menyusun perencanaan bisnis yang lebih terstruktur dan adaptif terhadap dinamika pasar digital,” katanya.
Selain materi teori, peserta juga diminta mempraktikkan langsung penyusunan strategi sesuai kondisi usaha mereka.
Pelatihan ini mendapat sambutan positif dari para pelaku UMK. Ivan, pemilik usaha makanan rumahan, mengatakan, melalui pelatihan ini dapat membantu memaksimalkan potensi bisnis di era digital.
“Pelatihan ini membantu kami melihat potensi bisnis yang belum maksimal. Analisis SWOT dan ROWS sangat aplikatif dan relevan dengan tantangan di era digital,” ungkapnya.
Sementara itu, peserta lain, Ridho, pemilik kursus online, menambahkan, dengan pelatihan dan praktik secara langsung, peserta mampu lebih mudah dipahami.
“Materi jelas dan mudah dipahami. Praktiknya langsung menyentuh bisnis kami, membuat lebih siap bersaing di dunia digital,” imbuh Ridho.
Tidak hanha itu, pelatihan ini melibatkan dosen dan mahasiswa Program Studi Bisnis Digital Universitas Bina Nusantara (BINUS) Semarang. Mereka tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga memberikan pendampingan langsung agar peserta dapat mengaplikasikan strategi bisnis yang dipelajari.
Ketua Tim Pelaksana, Dicky Jhon Anderson Butarbutar, menegaskan kegiatan ini merupakan tahap pertama dari rangkaian pelatihan digitalisasi UMK.
“Setelah ini akan dilanjutkan dengan pelatihan Value Proposition Canvas (VPC), Business Model Canvas (BMC), serta digital marketing dan pembuatan konten. Semua bertujuan memperkuat kapasitas manajerial UMK agar lebih siap menghadapi era ekonomi digital,” jelasnya.
Lebih lanjut, selain belajar analisis SWOT dan ROWS, para peserta akan diberikan materi lanjutan seputar pemasaran digital. Harapannya, UMK mampu merancang strategi pemasaran berbasis data dan konten digital yang relevan dengan target pasar.
Dengan program berkelanjutan ini, Digitalisasi UMK diharapkan mampu memperkuat daya saing pelaku usaha kecil dan menengah di tengah ketatnya persaingan ekonomi digital. ***