Gandeng Unicef, Komitmen Pemprov Jateng Cegah Bullying dan Kekerasan Seksual di Pesantren

Perwakilan Unicef Wilayah Jawa saat beraudiensi dengan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen. Foto: dokumentasi
Perwakilan Unicef Wilayah Jawa saat beraudiensi dengan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen. Foto: dokumentasi

Lingkar.co – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen mencegah aksi perundungan atau bullying dan kekerasan seksual di lingkungan pesantren. Komitmen itu diwujudkan salah satunya dengan menggandeng United Nations Children’s Fund, (Unicef).

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin menuturkan, Pemprov Jateng bersama Unicef telah mengadakan pelatihan sebagai langkah awal dalam mendampingi pesantren membangun lingkungan pendidikan yang bebas dari kekerasan.

“Alhamdulillah agenda yang disiapkan DP3AP2KB bersama UNICEF dan LPA Klaten langsung ditindaklanjuti. Dari pelatihan untuk 70 pesantren kemarin, muncul ide agar pelatihan lanjutan digelar langsung di pondok-pondok,” ujar pria yang akrab disapa Gus Yasin itu usai menerima audiensi perwakilan Unicef di ruang kerjanya, Jumat, 16 Mei 2025.

Dalam audiensi tersebut, kata dia, sempat tercetus wacana peluncuran program pendampingan yang lebih intensif untuk santri dan pengasuh pada Hari Santri Nasional 22 Oktober 2025

Lebih jauh Yasin mengungkapkan, pemerintah juga akan menggandeng Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, hingga Dinas Kesehatan dalam pencegahan kekerasan lewat program lintas sektor seperti Speling dan Kecamatan Berdaya.

“Kita ingin semua program dikeroyok bareng. Bahkan nanti akan kita susun produk hukum turunan dari Perda Pesantren untuk menguatkan perlindungan di dalamnya,” urainya.

Selain itu, Yasin juga menyoroti pentingnya layanan konseling di lembaga pendidikan, termasuk pesantren. “Konseling harus kita dekatkan ke satuan pendidikan. Nanti dari DP3AP2KB akan menerbitkan buku saku panduan bagi santri dan pengasuh. Mereka akan tahu bagaimana bersikap saat menghadapi atau melihat kasus bullying,” ujarnya.

Sebagai informasi, audiensi dengan perwakilan Unicef menjadi tindak lanjut dari pelaksanaan Training of Facilitator (ToF) bertema Kesejahteraan Remaja di Pesantren yang digelar di BPSDMD Provinsi Jawa Tengah, dua hari sebelumnya.

Sementara, Kepala Perwakilan UNICEF Wilayah Jawa, Ignatius Setyawan Cahyo, mengapresiasi kebijakan dan komitmen Jawa Tengah dalam isu perlindungan anak.

“Saya sangat senang bisa mendukung Pemerintah Jawa Tengah. Kepemimpinannya sangat proaktif dan progresif dalam mengurangi segala bentuk kekerasan terhadap anak, termasuk diskriminasi dan intoleransi. Ini menumbuhkan optimisme bahwa penghapusan kekerasan terhadap anak di seluruh Indonesia itu mungkin,” ujar Cahyo.

UNICEF menilai kegiatan ToF sangat penting untuk melihat seberapa jauh pemahaman pengasuh pesantren terhadap isu kekerasan. Organisasi internasional ini juga berterima kasih atas dukungan penuh Pemprov Jawa Tengah dalam menyukseskan pelatihan tersebut.

Turut hadir dalam audiensi tersebut, Kepala DP3AP2KB Provinsi Jawa Tengah, Emma Rachmawati dan Ketua LPA Klaten, Akhmad Syakur. (*)

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat