Lingkar.co – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himma Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Kota Semarang menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) di Saung Jang Heri, Special Ikan Sambal Cobek, Pedurungn Lor, Kecamatan Pedurungan Kota Semarang, Sabtu (1/2/2025).
Rakerda HIPSI Kota Semarang digelar sekaligus tasyakuran Harlah HIPSI ke-13. Organisasi santri pengusaha ini lahir pada tanggal 3 Februari 2012 atas inisiatif Rabithah Maahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) sebagai lembaga NU yang menjadi asosiasi pondok pesantren.
“Pendirian organisasi ini dilandasi semangat untuk menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan santri, pemberdayaan ekonomi dan mengokohkan jejaring ekonomi Nahdliyin (Warga NU) di seluruh Indonesia,” kata Ketua DPD HIPSI Kota Semarang Ning Arina Rohmah, S.PSI dalam Rakerda HIPSI Kota Semarang.
Ia mengingatkan, gerakan wirausaha santri pernah mencatatkan sejarah bagi dakwah di Nusantara ini. Karena itu dirinya mengajak para santri untuk sadar dan bangkit dari keterpurukan ekonomi. “Dulu kita punya Nahdlatut Tujjar, dimana kaum santri tampil sebagai komunitas pedagang yang sukses, tapi karena tekanan penjajah, kemudian bubar,” ujarnya.
Ia pun memberikan motivasi agar santri tetap berdakwah dengan berbagai bidang, termasuk melalui perdagangan. Ia menyebut peluang santri untuk bersaing dalam entrepreneur sangat terbuka.
”Sementara kita terus berjuang untuk dakwah dan syiar Islam Aswaja, maka kaum santri saatnya bangkit secara ekonomi dan berdaya saing global,” ajaknya.
“Peluang bisnis sangat terbuka, potensi kaum santri melimpah dan kita butuh komunitas yang serius untuk pengembangan bisnis,” tandasnya.
Saat ini, kata fia, HIPSI terus berkembang di 18 Provinsi yang tersebar hingga Raja Ampat, Papua. Sejalan dengan hal itu, ia tegaskan target DPD HIPSI Kota Semarang adalah mencetak seribu santri pengusaha di Kota Semarang pada tahun 2032.
“Jika merunut sejarah, DPD HIPSI Kota Semarang sudah terbentuk sejak 2012 dan sudah banyak melahirkan para santri yang menjadi pengusaha,” ungkapnya.
Arina lantas mengungkapkan lima program strategis HISPI Kota Semaang, yaitu konsolidasi organisasi, konsolidasi anggota, konsolidasi program, konsolidasi ekonomi dan konsolidasi jaringan.
“Kemudian ada 9 kegiatan pokok HIPSI yaitu mengadakan ngaji bisnis, magang bisnis, pendidikan dan pelatihan anggota, pemberdayaan usaha pesantren, pelatihan produksi, kemasan dan marketing,” paparnya.
Selain itu, lanjutnya, membuat koperasi dan unit usaha, menjalin kerja sama dengan instansi negeri maupun swasta, mengadakan promosi dan pameran usaha anggota, studi banding bisnis dan pendampingan proses izin usaha (UD, CV, PT) dan HAKI.
“Alhamdulillah sudah banyak kader HIPSI yang berhasil pecah telur menjadi pengusaha baru dan semoga ke depan para santri bisa bersemangat untuk bergabung dalam HIPSI,” harapnya. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps