SEMARANG, lingkar.co – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Sukirman menaggapi gerakan Jateng di Rumah Saja gagasan Gubernur Ganjar Pranowo. Kebijakan tersebut rencananya berlangsung mulai Sabtu hingga Minggu (6-7/2/20201).
Menurutnya, pemerintah wajib memberikan solusi nyata jika masyarakat harus di rumah selama dua hari. Apalagi bagi masyarakat kecil yang menggantungkan hidupnya dari berjualan setiap hari.
“Ekonomi masyarakat yang berjualan di pasar ataupun seterusnya juga wajib ada perhatian. Diberi bantuan sosial secara cukup dan tepat sasaran. Saya yakin dinas pasar juga memiliki data itu,” ujar Sukirman.
Selain itu, pihaknya menakankan jika pelaksanaan kebijakan tersebut jangan sampai terkesan diskriminatif. Sehingga petugas harus melakukan tindakan tegas terhadap warga yang melanggar.
“Restoran besarpun harus tutup. Semua sama. Supaya kebijakan ini tidak membingungkan masyarakat, dan tidak dinilai diskriminatif,” tegasnya.
Sukirman juga melibatkan segenap perangkat pemerintahan desa, kelurahan dan kecamatan untuk juga ikut mengontrol di desa ataupun kelurahan masing masing.
Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, program Jateng di Rumah Saja sebenarnya baru ada pemabahasan dari berbagai pihak. Dengan harapan pelaksanaannya bisa berjalan lancar.
“Sebelum pelaksanaan program juga perlu banyak sosialisasi untuk memberitahu tentang program ini, dan menciptakan kebiasan baru masyarakat. Agar ketika program sudah berlaku, masyarakat terbiasa dan tidak akan keluar bila tidak ada kepetingan yang sangat mendesak. Apalagi sekedar untuk tujuan hiburan saja,” ujarnya.(ito/lut)