Kudeta Pemerintah, Militer Myanmar Tangkap Presiden Win Myint dan Aung San Suu Kyi

Presiden Myanmar Win Myint meninjau penjaga kehormatan selama upacara penyambutannya di Government House di Bangkok, Thailand, belum lama ini. (KORAN LINGKAR JATENG/LINGKAR.CO)
Presiden Myanmar Win Myint meninjau penjaga kehormatan selama upacara penyambutannya di Government House di Bangkok, Thailand, belum lama ini. (KORAN LINGKAR JATENG/LINGKAR.CO)

JAKARTA, Lingkar.co – Militer Myanmar mengkudeta pemeritahan, dengan menangkap Presiden Win Myint dan Aung San Suu Kyi, serta tokoh senior lainnya, Senin (1/2) dini hari.

Penangkapan tersebut atas dugaan terjadinya kecurangan dalam pemilihan umum pada 8 November lalu

“Saya ingin memberi tahu pendukung kami, untuk tidak menanggapi dengan gegabah. Saya ingin mereka bertindak sesuai dengan hukum,” ujar Juru Bicara Myo Nyunt kepada Reuters mengkonfirmasi kebenaran tersebut, Senin.

Pemerintahan sipil Myanmar masih harus berbagi kekuasaan dengan sejumlah jenderal militer dalam perjanjian pemilu demokratis pertama pada 2015 lalu.

Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing menyuarakan ancaman kudeta. Itu dalam pidatonya yang terbit di surat kabar Myawady yang pengelolaannya oleh militer pada Kamis (28/1).

Hasil pemilu menyatakan jika Partai NLD memenangkan 346 kursi parlemen-lebih dari 50 persen total kursi. Kemenangan tersebut menjadikan partai pimpinan Suu Kyi menang mutlak.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengutuk keras tindakan tersebut.

PBB mendesak pihak militer untuk menghormati kehendak rakyat.

“Perkembangan ini menunjukkan serangan yang serius terhadap reformasi demokratis,” kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric, Minggu (31/1) waktu New York, AS, atau Senin waktu Myanmar.

Dalam sebuah video yang disiarkan di saluran televisi milik militer, disebutkan bahwa kekuasaan telah diserahkan kepada pimpinan pasukan bersenjata, Jenderal Senior Min Aung Hlaing. (ara/aji)

Sumber: Koran Lingkar Jateng