Lebaran hingga Syawalan Jadi Berkah bagi Penjual Bunga Tabur Asal Desa Kajar

Pedagang bunga tabur menjajakan dagangannya di sekitar Pasar Rembang. Foto: Humas Pemkab Rembang.
Pedagang bunga tabur menjajakan dagangannya di sekitar Pasar Rembang. Foto: Humas Pemkab Rembang.

Lingkar co – Menjelang Hari Raya Idul Fitri hingga Syawalan, banyak pedagang kembang atau bunga tabur berjualan di sekitar Pasar Rembang. Mereka kebanyakan berasal dari Desa Kajar, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang.

Mereka mengais rezeki dari tradisi berziarah ke makam orang tua atau leluhur yang banyak dilakukan oleh masyarakat di saat momen lebaran.

Desa Kajar yang terletak di lereng gunung ini memang dikenal kaya akan berbagai jenis bunga, seperti kenanga, gading, dan mawar yang tumbuh di perkebunan dan pekarangan rumah warga.

Rombongan penjual bunga dari Desa Kajar berangkat dari rumah pada dini hari untuk menjajakan bunga tabur.

Salah satu warga Desa Kajar, Karsini mengatakan bahwa setiap hari Kamis dan Jumat ia berjualan bunga tabur. Namun, pada momen Idul Fitri dirinya menjual bunga setiap hari mulai dari pagi hingga siang.

“Kami menjual berbagai macam bunga seperti mawar, melati, kenanga, gading, pacar air. Meskipun harganya bervariasi, bungkusan dengan harga Rp 5.000 lebih diminati, namun kami layani juga yang beli dengan harga Rp 2.000 atau Rp 1.000,” ujarnya, Selasa (16/4/2024).

Png-20230831-120408-0000

Setiap kali berjualan, Karsini biasanya membawa sekira 50 bungkus bunga dan selalu habis. Meskipun sudah H+5 lebaran, ia masih melayani pembeli yang datang.

Meski tidak sebanyak hari-hari sebelumnya, ia tetap berharap bisa menjual semua bunga yang dibawanya.

Karsini juga mengatakan bahwa dirinyabsudah berjualan bunga tabur selama 7 tahun dan di desanya banyak wanita yang melakukan hal serupa. Tidak hanya di Pasar Rembang tetapi juga di daerah lain.

Tidak hanya Karsini, momen Lebaran juga membuat wanita Kajar lainnya, seperti Ibu Jarwi yang sehari-harinya berjualan ikan di Pasar Sumbergirang Lasem beralih menjadi penjual bunga tabur dadakan. Jarwi bersama anaknya membuka lapak sendiri dengan membeli bunga dari tetangga yang memiliki tanaman untuk dijual kembali.

“Isi bungkusnya mawar, daun pandan, daun gembong, kenanga. Satu bungkusnya dijual Rp 5.000, namun jika ada bunga mawar utuh dijual Rp 2.000,” tuturnya.

Jarwi biasanya datang ke Pasar Rembang tengah malam untuk mendapatkan tempat yang strategis di sekitar pasar. Mereka pulang setelah semua bunga yang dibawa habis terjual. (*)

Penulis: Miftahus Salam

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps