Lestarikan Caping Kalo, Nojorono Gelar Pentas Seni

Para penari saat mengenakan Caping Kalo dalam penampilan Tari Cahya Nojorono di Pendopo Kabupaten Kudus, Sabtu (27/4) malam. Foto: Istimewa.
Para penari saat mengenakan Caping Kalo dalam penampilan Tari Cahya Nojorono di Pendopo Kabupaten Kudus, Sabtu (27/4) malam. Foto: Istimewa.

Lingkar.co – Eksistensi Caping Kalo di Kabupaten Kudus kian redup. Bahkan, pengrajin Caping Kalo di Kota Kretek saat ini hanya tersisa dua orang saja. Salah satu yang bisa dilakukan untuk mempertahankan eksistensinya adalah dengan mengadakan pentas seni.

Diketahui, Caping Kalo merupakan warisan budaya asli dari Kabupaten Kudus. Fungsi caping kalo yang terbuat dari anyaman bambu itu sendiri dulunya sebagai topi atau penutup kepala bagi perempuan.

Seiring perkembangan zaman, caping kalo kini hanya hadir di momen tertentu saja sebagai aksesoris pelengkap saat menggunakan pakaian adat Kudusan.

Untuk melestarikan warisan budaya tersebut, PT Nojorono Tobacco International mengadakan kegiatan bertajuk Kontemplasi Mahakarya Caping Kalo pada Sabtu (27/4/2024) malam.

Direktur PT Nojorono Tobacco International Arief Goenadibrata  memaparkan, pihaknya konsisten untuk melestarikan kebudayaan caping kalo dengan didukung oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus.

“Kami harap acara ini bisa membantu melestarikan caping kalo dengan mengenalkan kepada masyarakat lias melalui panggung seni budaya,” ujarnya.

Dia menyebut ada tiga bidang seni yang dilibatkan pada acara tersebut. Mulai dari seni lukis, musik hingga tarian.

“Kami mencoba menjangkau seluruh lapisan masyarakat, ada yang suka lukisan, tari, musik. Jadi kami gabungkan ketiga seni itu di acara ini,” katanya.

Sejumlah maestro seni pun turut dilibatkan untuk membantu melestarikan budaya caping kalo. Diantaranya yaitu Didik Ninik Thowok seorang penari legendaris, JB Iwan Sulistyo seorang seniman lukisan dan Ary Sutedjo yang merupakan pianis musik klasik.

Ketiga seniman tersebut sudah dikenal karya-karyanya oleh masyarakat luas bahkan hingga ke mancanegara. Para seniman tersebut pun membuat karya terbaik mereka dengan menggunakan caping kalo sebagai inspirasi mereka.

“Ini cara kami untuk bisa mensosialisikan kepada masyarakat dan kami didukung juga oleh Pemkab Kudus,” pungkasnya. (*)

Penulis: Miftahus Salam