LSI Denny JA: Dukungan untuk Partai Berbasis Islam Merosot di Pemilu 2024

LSI Denny JA memprediksi dukungan terhadap partai berbasis Islam merosot di Pemilu 2024. Foto: Tangkap layar
LSI Denny JA memprediksi dukungan terhadap partai berbasis Islam merosot di Pemilu 2024. Foto: Tangkap layar

Lingkar.co – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, memprediksi elektabilitas partai berbasis Islam di Indonesia, merosot pada Pemilu 2024.

Bahkan, partai berbasis Islam pada Pemilu 2024, berpotensi memperoleh dukungan paling terkecil sepanjang sejarah pemilu bebas di Indonesia.

Hal tersebut terungkap dalam rilis hasil survei nasional LSI Denny JA yang diterima Lingkar.co, Jumat (17/3/2023) malam.

LSI Denny JA, merilis hasil survei nasional terbaru terkait dukungan partai berbasis Islam di Indonesia.

Survei dilaksanakan pada 4-15 Januari 2023, melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi di Indonesia, melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner.

Metodologi sampling menggunakan Multi-stage Random Sampling atau metode acak bertingkat, dengan Margin of error (Moe) survei ini adalah sebesar +/-2.9%.

Survei ini juga dilengkapi riset kualitatif yang dilakukan dengan analis media, Focus Group Discussion (FGD), dan indepth interview.

“Partai berbasis Islam dalam pemilu tahun depan itu potensial memperoleh dukungan paling kecil sepanjang sejarah pemilu bebas di Indonesia,” kata Direktur CPA-LSI Denny JA, Ade Mulyana.

Dia mengatakan, yang dimaksud pemilu bebas disini adalah pemilu sejak era kebebasan partai politik era Reformasi (1999-2024), ditambah pemilu 1955.

Hasil Survei LSI Denny JA

Berdasarkan hasil survei nasional LSI Denny JA, persentase partai berbasis Islam di partai papan atas adalah nol.

“Tak ada partai berbasis Islam yang masuk dalam jajaran partai besar,” ucap Ade.

Partai papan atas. Pertama, PDIP dengan dukungan sebesar 22,7 persen. Kedua, Golkar dengan 13,8 persen. Ketiga, Gerindra dengan 11,2 persen.

“Partai papan atas semuanya diisi oleh partai berbasis terbuka/nasionalis,” kata Ade.

Sedangkan, partai papan tengah dengan dukungan 4-10 persen, terdapat dua partai berbasis Islam, yakni PKB dan PKS.

Rincian partai papan tengah, yakni PKB dengan dukungan 8.0 persen. Partai Demokrat, sebesar 5.0 persen.

Lalu, ada PKS dengan dukungan sebesar 4.9 persen, dan Partai Nasdem dengan dukungan 4.4 persen.

“Capaian tertinggi partai berbasis Islam hanya di posisi papan tengah saja,” ucap Ade.

Selanjutnya, partai papan bawah dengan dukungan 1-4 persen, menempatkan dua partai berbasis Islan, yakni PAN dan PPP.

Rincian partai papan bawah. Perindo, dengan dukungan 2.8 persen, PPP dengan 2.1 persen dan PAN dengan 1.9 persen.

“Dalam urutan partai kecil (dukungan 1-4 persen), didominasi oleh partai berbasiskan Islam,” ucap Ade.

Sementara, untuk partai nol koma (partai dengan dukungan dibawah 1 persen), terdapat partai berbasis Islam, yaitu, PBB, Partai Ummat, dan Gelora.

Partai-partai tersebut, yakni PSI dengan dukungan 0.5 persen, PBB dengan 0.3 persen, Garuda dengan 0.3 persen, Partai Ummat dengan dukungan 0.3 persen.

Lalu, Partai Hanura dengan dukungan 0.1 persen, Partai Buruh dengan 0.1 Persen, Gelora dengan 0.1 Persen, dan PKN dengan dukungan 0.1 persen.

Lebih lanjut, Ade mengatakan, total dukungan suara untuk partai berbasis Islam mencapai 17,6 persen.

Sedangkan, dukungan terhadap partai terbuka/nasionalis sebesar 61 persen.

“Jika dibuat dalam perbandingan, maka dukungan partai berbasis Islam dengan dukungan partai berbasis terbuka/nasional 1 berbanding 3.5,” pungkas Ade.*

Penulis: M. Rain Daling

Editor: M. Rain Daling