SEMARANG, Lingkar.co – Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah (Jateng) Sujarwanto Dwiatmoko menghimbau masyarakat yang tinggal di daerah lereng pegunungan untuk waspada terjadinya tanah longsor. Sebab, musim penghujan hingga saat ini belum berakhir.
Sujarwanto mengatakan, banyaknya persitiwa tanah longsor di Jateng dipengaruhi oleh intensitas hujan yang masih tinggi. Menurutnya, air memiliki dua karakter, yakni air yang meresap dan air yang mengalir di permukaan .
“Air yang meresap itu membuat kejenuhan massa tanah. Yang tadinya tanah tidak ada air itu kering, kemasukan air menjadi jenuh. Kalau jenuh bobotnya bertambah dengan bobot air. Sehingga rawan terjadinya longsor,” katanya.
Sujarwanto menambahkan, tanah longsor juga berpotensi terjadi di daerah yang tidak lereng, Kondisi tersebut dipengaruhi adanya gerakan tanah.
“Bisa karena adanya getaran dan itu bisa dikarenakan oleh gempa ataupun karena atau truk besar lewat. Maka terjadi adanya getaran,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah melakukan sejumlah upaya. Antara lain dengan melakukan pendataa curah hujan dan kerentanan.
“Masyarakat harus paham prediksi hujan dengan mengacu data yang dikeluarkan BMKG. Untuk warga yang bermukim di daerah lereng harus waspada. Amati betul potensi terjadinya longsor,” ucapnya.(ito/lut)
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps