PPKM Darurat, Ganjar: Masih Ada 19 Daerah Zona Merah

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo ketika memberikan keterangan kepada pewarta terkait 19 daerah zona merah di Jawa Tengah, Senin (12/7/2021). REZANDA AKBAR D/LINGKAR.CO
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo ketika memberikan keterangan kepada pewarta terkait 19 daerah zona merah di Jawa Tengah, Senin (12/7/2021). REZANDA AKBAR D/LINGKAR.CO

SEMARANG, Lingkar.co – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mengakui bahwa saat ini masih ada 19 daerah yang masuk zona merah penyebaran Covid-19.

“Ada 19 kabupaten/kota yang masuk kategori zona merah, ada Klaten, Kota Semarang, Purworejo, Kendal, Batang, Kabupaten Semarang, Banjarnegara, Temanggung, Wonosobo, Brebes, Pati, Rembang, Pekalongan, Sukoharjo, Kebumen, Tegal, Pemalang, Karanganyar, Sragen,” papar Ganjar, kepada wartawan usai rakor vaksinasi Covid-19 di gedung A lt 2 kawasan Pemprov Jateng, Senin (12/7/2021).

Ganjar menyebut kasus baru Corona tertinggi di Jateng berada di Kota Semarang dengan 243 kasus. Kemudian disusul Pemalang 181 kasus, Kendal 181 kasus, Klaten 143 kasus, dan Banjarnegara 111 kasus.

“Tapi kalau kasus aktif tertinggi Kota Semarang 1.852, Klaten 1.554, Banjarnegara 1.415, Kendal 1.349, dan Kebumen 1.251,” kata Ganjar.

Di tengah penerapan PPKM Mikro Darurat ini, Ganjar meminta, seluruh masyarakat mengurangi mobilitas. Sebab sampai saat ini, mobilitas masyarakat Jateng masih cukup tinggi.

“Maka Kepolisian tadi mengatakan akan menambah lokasi-lokasi penyekatan. Saya minta antar bupati/wali kota melakukan kebijakan seragam. Industri juga saya minta patuh betul pada aturan yang berlaku, yang kritikal esensial harus mengikuti ketentuan, tidak boleh ada kerumunan,” ucapnya.

Ganjar juga meminta jajarannya dari level atas sampai tingkat desa dan kecamatan untuk terus melakukan komunikasi dan edukasi pada masyarakat agar mereka sadar. Semuanya harus bergandengan tangan untuk melawan pandemi ini, serta untuk menurunkan jumlah zona merah.

“Masyarakat bisa diedukasi untuk tidak keluar dari wilayah itu. Sehingga tidak banyak yang turun ke jalan. Sebab kalau sudah turun ke jalan, pergi ke kota, ini kan terjadi mobilitas tinggi. Dan dari data google, mobilitas warga di Jateng masih tinggi,” pungkasnya. *

Penulis : Rezanda Akbar D
Editor : M. Rain Daling