Setiap Hari, Sebanyak 190 Jenazah di DKI Jakarta Harus Dimakamkan

Petugas memakamkan jenazah COVID-19 di TPU Bambu Apus, Jakarta, Minggu (24/1). (KORAN LINGKAR JATENG/LINGKAR.CO)
Petugas memakamkan jenazah COVID-19 di TPU Bambu Apus, Jakarta, Minggu (24/1). (KORAN LINGKAR JATENG/LINGKAR.CO)

JAKARTA, Lingkar.co – Sebanyak 190 jenazah per hari di DKI Jakarta saat ini harus memakamkan dengan pemakaman yang menggunakan prosedur tetap (protap) COVID-19 lebih banyak, dibanding jenazah biasa.

Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Suzi Marsitawati mengatakan, kami memakamkan dengan protokol COVID-19 itu kurang lebih sehari ada 100 jenazah. Sedangkan yang non COVID-19 itu kurang lebih 90 jenazah per hari

“Jadi ada 190 jenazah yang harus kami makamkan dalam sehari, makanya harus jaga kesehatan,” kata di Balai Kota Jakarta, Senin (25/1).

Karena angka kematian yang menunjukkan peningkatan, Suzi mengatakan, pihaknya terus menyiapkan lahan baru pemakaman untuk mengantisipasi minimnya lahan makam walau hal itu membutuhkan waktu sehingga harus dilakukan secara bertahap.

“Kan tidak mudah dalam sehari memakamkan empat orang. Jadi kami itu menyiapkan, awalnya kami mengakomodir di Tegal Alur (Jakarta Barat) dan Pondok Rangon (Jakarta Timur) yang sebetulnya itu bukan untuk COVID-19, tapi karena pandemi sehingga kami gunakan untuk mempermudah,” ujar Suzi.

Petugas memakamkan jenazah COVID-19 di TPU Bambu Apus, Jakarta, Minggu (24/1). (KORAN LINGKAR JATENG/LINGKAR.CO)
Petugas memakamkan jenazah COVID-19 di TPU Bambu Apus, Jakarta, Minggu (24/1). (KORAN LINGKAR JATENG/LINGKAR.CO)

Untuk lahan atau tempat makam saat itu hanya ada di Tegal Alur dan Pondok Rangon yang saat ini sudah penuh.

“Makanya kami sekarang membuka lahan baru seperti Rorotan (Jakarta Utara), Srengseng Sawah (Jakarta Selatan), kemudian Bambu Apus (Jakarta Timur) serta TPU Dukuh (Jakarta Timur),” tuturnya.

Suzi menambahkan bahwa lahan di TPU Dukuh tidak hanya bagi jenazah COVID-19. Namun juga untuk jenazah lain non Covid-19 yang membutuhkan pelayanan.

“Jadi kami pelan-pelan (perluasannya) dan kami juga dibantu (dinas lain) untuk penggunaan alat berat (pematangan lahan makam),” tandasnya. (ara/aji)