Berita  

Warga Keluhkan Bau Limbah, PG Trangkil Sampaikan Klarifikasi

Sungai di Desa Sambilawang, Trangkil, Pati yang jadi tempat pembuangan limbah dari PG Trangkil. Foto: Miftahus Salam/Lingkar.co
Sungai di Desa Sambilawang, Trangkil, Pati yang jadi tempat pembuangan limbah dari PG Trangkil. Foto: Miftahus Salam/Lingkar.co

Lingkar.co – Pabrik Gula (PG) Trangkil PT Kebon Agung akhirnya angkat suara terkait bau limbah yang dikeluhkan oleh masyarakat sekitar Kecamatan Trangkil, khususnya di Desa Asempapan, Desa Sambilawang, dan Desa Guyangan.

Kepada Lingkar.co, Humas PG Trangkil Hendra Ardiansyah menyampaikan bahwa aktivitas giling di pabrik sudah selesai dengan Unit Pengolahan Limbah Cair (UPLC) yang masih aktif.

Namun ternyata, katanya, limbah sisa ini tidak dapat mengalir dengan lancar di sungai. Hal ini akibat dari tumpukan sampah di beberap titik yang menyebabkan aliran air berhenti.

Hijau-Minimalist-Ucapan-Selamat-Sukses-Kiriman-Instagram-3

“Sehingga akumulasi air tersebut menyebabkan tumbuhnya bahan organik yang membusuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap,” jelasnya.

Oleh karena itu, pihaknya berupaya membantu evakuasi sampah supaya aliran air sungai kembali lancar.

“Untuk antisipasi bau, dari pabrik gula Trangkil membantu injek kapur untuk mengurangi bau,” katanya.

Png-20230831-120408-0000

Diberitakan sebelumnya, sejumlah warga mengeluhkan bau yang diduga berasal dari limbah PG Trangkil.

Salah satu warga Asempapan, Uun mengaku sampai pusing karena bau menyengat dari limbah tersebut.

“Ora kecipratan gulane malah mendem limbahe. Sampe bileng nek sirah kok (tidak kebagian gulanya, justru terdampak limbahnya. Sampai pusing di kepala),” katanya pada Minggu (10/11/2024).

Menurutnya, hal senada juga dikeluhkan tetangganya. Bahkan, beberapa di antaranya pengen marah.

“Rumongso ra ono wong ra ngamuk goro-goro tamte (nggak ada orang yang nggak maraj gara-gara tamte (sebutan sungai yang bau)),” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan warga Guyangan, Kuri. Menurutnya, meskipun limbahnya berada di sungai yang masuk wilayah Sambilawang, tapi dampak baunya juga tercium sampai Guyangan.

“Podo Guyangan keno imbase (Sama Guyangan juga kena imbasnya),” keluhnya.

Sementara itu, warga Sambilawang, Syihab berharap masalah limbah ini bisa segera ditangani, termasuk juga bila memungkinkan dilakukan normalisasi sungai.

“Harapannya normalisasi sungai dan pencegahan limbah yang berkelanjutan, dalam arti bau dan efeknya enggak sejahat yang kita rasakan,” harapnya. (*)

Penulis: Miftahus Salam

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps