Curhatan Pedagang Barang Antik di Kota Lama Semarang

Galeri barang antik Asam Kawak di Kota Lama Semarang, Jumat (10/9/2021). Foto: Rezanda Akbar D/Lingkar.co
Galeri barang antik Asam Kawak di Kota Lama Semarang, Jumat (10/9/2021). Foto: Rezanda Akbar D/Lingkar.co

SEMARANG, Lingkar.co – PPKM di Kota Semarang turun ke level 2, memberi kelonggaran di sektor pariwisata. Nyatanya, pelonggaran tersebut tak terlalu berdampak pada pedagang barang antik di Kota Lama Semarang.
 
Beberapa pedagang barang antik bahkan harus mencari pekerjaan tambahan demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
 
Untung, seorang pedagang barang antik di Kota Lama Semarang, menuturkan, meski saat ini wisata kota lama sudah boleh buka, namun pengunjung masih sepi.
 
“Pengunjung masih sepi, lihat aja yang di jalan juga sepi orang yang lewat-lewat,” ujarnya pada tim Lingkar.co, Jumat (10/9/2021).
 
Ia menuturkan, pendapatan saat ini benar-benar kosong. Bahkan untuk kehidupan sehari-hari ia mengaku melakukan pekerjaan tambahan.
 
“Benar-benar kosong, tidak ada pemasukan sama sekali. Buat hidup saja melakukan pekerjaan tambahan lainnya,” katanya.
 
Selain itu, ia mengeluhkan kecilnya tempat yang tersedia. Padahal, sebelumnya ia dan pedagang lain mendapatkan tempat yang lebih luas sehingga barang dagangan bisa lebih banyak.
Untung mengatakan, penyempitan tersebut seolah memaksanya tidak betah dan segera pindah.
 
“Tadinya kan lebar tempatnya, kalau lebar saya bisa display banyak barang dan bisa digunakan untuk foto-foto bahkan ada yang ngasih sumbangan sukarela sampai Rp100 ribu, kalau sempit gini kan nggak bisa. Sudah seperti diusir pelan-pelan,” katanya.
 
Karena itu, ia berharap agar nantinya lokasi pasar barang antik bisa kembali luas seperti sedia kala.


Untung, menjual berbagai macam barang antik mulai dari patung, hiasan berbahan tanduk rusa, boneka, dan banyak lainnya. Produk andalannya, yakni boneka dengan usia yang tua, menjadi primadona pengunjung.
 
Keluhan yang sama juga datang dari pedagang barang antik lainnya, Tonggo. Ia mengatakan, kondisi lapaknya saat ini benar-benar sepi.
 
“Kalau yang berkunjung banyak otomatis agak lumayan. Nah ini sama sekali, biasanya hari Jumat, Sabtu, dan Minggu itu ramai,” katanya.
 
“Kalau dibandingkan sebelumnya, pendapatan kali ini benar-benar turun, sekitar 70 sampai 75 persen,” lanjutnya.*
 
 
Penulis: Rezanda Akbar D.
Editor: Nadin Himaya

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *