Jawa Tengah Masuki Gelombang Ketiga Covid-19

Jawa Tengah
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 pada siswa SD di Jawa Tengah. (Istimewa/Lingkar.co)

SEMARANG, Lingkar.co – Jawa Tengah memasuki gelombang ketiga Covid-19. Hal ini seiring meningkatnya kasus Covid-19 dengan tingkat penularan yang cukup tinggi, yakni Omicron. Hal tersebut diungkapkan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah, Djoko Handojo, Minggu (6/2).

Dia mengatakan, saat ini seluruh wilayah Jawa Tengah telah memasuki gelombang ketiga penularan Covid-19 varian Omicron.

“Gelombang ketiga Covid-19 diperkuat dengan kemunculan varian Omicron yang menular dengan cepat dan masif. Kondisi yang terjadi saat ini juga sesuai ramalan banyak dokter dan peneliti yang memprediksi gelombang tiga Covid-19 terjadi di awal tahun ini,” kata Djoko.

Hijau-Minimalist-Ucapan-Selamat-Sukses-Kiriman-Instagram-3

Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19, DPRD Kudus Siapkan Anggaran Rp20 Miliar

Djoko menegaskan, masyarakat tak boleh menganggap sepele hal ini. Mengingat penyebaran virus Covid-19 varian Omicron ini sulit tersebar, jika masyarakat patuh protokol kesehatan (prokes).

“Dalam situasi Covid-19, bisa saja terjadi peningkatan. Kalau virusnya diam saja yang bergerak manusianya. Sehingga pentingnya edukasi kepada masyarakat,” tegas dia.

Pentingnya kembali perketat prokes, jelas Djoko, wajib masyarakat lakukan sesuai ketentuan pemerintah. Sehingga masyarakat bisa kembali patuh prokes dan angka penyebaran Covid-19 bisa terkendali.

Png-20230831-120408-0000

“Saran kami seperti dulu, tetap perketat prokes, dan mengikuti vaksinasi. Serta terkait Omicron, harus diwaspadai tingkat penyebarannya, walaupun tingkat keparahannya rendah. Meski begitu, kita tidak boleh meremehkan dan jangan selalu membesarkan. Saya kira kalau mengikuti anjuran tadi, semoga pandemi cepat berakhir. Harus ada pengetatan kembali dan percepatan vaksinasi. Partisipasi ini, tidak hanya oleh tenaga kesehatan saja,” jelas dia.

Masyarakat Jangan Lengah

Munculnya gelombang ketiga Covid-19 di Jawa tengah, sebut Djoko, merupakan imbas dari kelengahan masyarakat yang mengabaikan aturan prokes. Padahal, tim Satgas Covid-19 pusat telah mengingatkan bahwa akan muncul penularan varian Omicron pasca perayaan Natal dan pergantian malam tahun baru.

“Kita tahu sendiri ‘kan semua orang agak senang pas di Bulan Desember kemarin. Lalu masuk Januari ada perayaan pergantian tahun dan setelah Natal sudah diingatkan agar patuh prokes lagi. Tapi nyatanya sulit, karena warga punya pandangan masing-masing. Oleh karena itu, kita cuma bisa mengantisipasinya,” terang dia.

Perangi Omicron, Pemerintah Siapkan Layanan Telemedisin Isoman

Untuk angka infeksi varian Omicron, imbuh Djoko, tiap hari makin bertambah. Bahkan, banyak warga yang positif Omicron memilih menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah masing-masing.

“Untuk saat ini angka warga yang terpapar dan yang isolasi mandiri juga cukup banyak. Tapi apakah mereka benar melakukan isolasi mandiri atau tidak. Karena yang kita khawatirkan, mereka malah keluyuran karena agak merasa sakit. Nah, yang mesti kita tekankan kepada warga ialah mulai sekarang harus patuhi lagi aturan 5M dan disiplin melakukan 3T (tracing, testing dan tracking) itu,” imbuh dia. (Lingkar Network | Adhik Kurniawan – Lingkar.co)

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *