Lingkar.co – Dua atap ruang SDN 1 Gedangan, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan ambrol akibat dimakan rayap. Beruntung insiden itu tidak sampai memakan korban jiwa, karena memang belum ada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
KBM di SDN 1 Gedangan baru dimulai pada Senin (22/7/2024).
Kepala SDN 1 Gedangan Evie Tri Setyo mengatakan peristiwa itu terjadi pada Jumat (19/7/2024) lalu.
Ia mengatakan pada hari sebelumnya para guru sempat melakukan rapat di ruang itu untuk memindahkan arsip dan barang berharga milik sekolah ke ruang perpustakaan.
“Ada perasaan tidak nyaman saat membuka pintu ruangan tersebut. Namun rapat tetap kita laksanakan di sana, karena ruangan tersebut merupakan kantor sekolah,” ujarnya, Minggu (20/7).
Sementara di hari kejadian, dirinya sempet memasuki dan mengecek ruangan tersebut, sebelum kemudian dirinya meninggalkan sekolah.
Namun selang beberapa lama, dirinya mendapatkan telepon bahwa atap sekolah di dua ruangan sekolah yang dipimpinnya itu ambrol.
“Perkiraan saya yang ambrol penutup sekat yang kemarin barusan dipasang, namun saat tiba di lokasi langsung lemas, ternyata dua atap ambrol berserakan,” jelasnya.
Menurutnya, kondisi atap di ruangan itu memang sudah menghawatirkan. Bahkan, sejak lama kondisinya sudah melengkung.
“Memang sudah diprediksi bila semakin lama akan semakin membahayakan, karena kondisi atap sudah melengkung,” katanya.
Dirinya juga mengaku sebelumnya sudah mengajukan anggaran untuk perbaikan atap tersebut. Namun nahas, sebelum anggaran turun atap telah ambrol.
“Kami telah mengusulkan renovasi atap menggunakan baja ringan. Namun, belum tahu realisasinya kapan. Saat ini malah sudah roboh,” katanya.
Hingga saat ini, katanya, ruangan masih dipenuhi reruntuhan. Hal ini karena memang pihaknya belum mengizinkan siapa pun untuk masuk di ruangan tersebut supaya tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Demi keselamatan para guru, tidak kami diizinkan membuka ataupun masuk dalam ruangan tersebut, karena kondisinya memprihatinkan. Untuk sementara tiga ruangan rawan kami batasi dengan tali rafia,” terangnya.
Supaya KBM tetap berjalan, pihaknya akan meminjam Balai Desa untuk dijadikan ruangan kelas.
“Untuk kelas satu dan dua, nanti bergantian masuk siang, sementara kelas lima belajar di balaidesa, ataupun sekolah di ruang terbuka,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu saksi maya, Yanto (40) mengaku sempat kaget saat insiden itu berlangsung. Saat itu dirinya sedang melakukan perbaikan gudang sekolah.
“Tiba-tiba ada suara gemuruh ambrol, paling sekitar dua detik, dua ruang yang tadinya tertutup plafon porak-poranda,” ujarnya. (*)
Penulis: Miftahus Salam
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps