Kasus DBD di Kendal Meningkat, 17 Meninggal Dunia, RSI Muhammadiyah Kehabisan Ruang Rawat Inap

Kasus DBD di Kendal Meningkat, 17 Meninggal Dunia, RSI Muhammadiyah Kehabisan Ruang Rawat Inap. Foto: Wahyudi

Lingkar.co – Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal mencatat, sejak Januari 2024 hingga hari ini (Senin, 6/5/204) ada 341 kasus Demam Berdarah (DB) dengan 17 di antaranya meninggal dunia. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya pada periode yang sama. Menurut data korban DBD rata-rata di wilayah Boja dan Sukorejo.

Sedangkan untuk kasus demam dengue atau DD sebenarnya sudah mencapai ribuan. Namun segera tertangani sehingga tidak sampai ke DBD

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, Bambang Setiyawan menduga hal itu terjadi karena suhu udara di wilayah bawah terasa panas, maka nyamuk pindah ke wilayah atas yang dingin. Oleh karena itu dua kecamatan tersebut banyak yang terjangkit DBD hingga meninggal dunia.

Hijau-Minimalist-Ucapan-Selamat-Sukses-Kiriman-Instagram-3

”Mungkin ini karena musim pancaroba sehingga banyak kasus di wilayah atas seperti Boja dan Sukorejo. Termasuk yang meninggal dunia yang banyak di dua kecamatan tersebut” kata Bambang.

Bambang pun mengimbau masyarakat untuk mewaspadai, jika ada anggota keluarga yang mengalami batuk, demam dan panas demam selama dua hari sebaiknya langsung dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat. “Jangan diobati di rumah. Sebab bisa juga itu gejala DBD,’ pesannya.

Tingginya angka penderita DBD membuat Rumah Sakit Islam (RSI) Muhammadiyah Kendal kehabisan ruang inap karena pasien DB yang cukup banyak. Bahkan ada pasien yang terpaksa harus menempati rumah sementara selama 2 atau 3 hari untuk mengantri ruang rawat inap.

Png-20230831-120408-0000

Salah satu orang tua pasien DBD, Muhamad Kholid Anhar mengatakan anaknya mengalami panas dan demam selama dua hari. Setelah diperiksa, dokter menyatakan positif DBD dan harus rawat inap.

“Anak saya demam dan panas selama duia hari. Setelah dibawa ke RSI ternyata DB, dan langsung mendapatkan perawatan,” ujarnya.

“Karena kamarnya penuh mengantri dulu di ruang OIGD. Setelah dua hari baru masuk kamar, dan saat ini sudah mulai membaik,” jelasnya melanjutkan.

Menurut dokter RSI Muhammadiyah, Rizka Ulfayani Arifah, pada bulan April dan mei sudah terdapat puluhan pasien. Namun untuk saat ini ada 21 pasien positif DBD yang masuk.

‘Saat ini pasien yang dirawat di RSI ada 21 Pasien, rata rata dari wilayah kecamatan Rowosari, Kangkung, Patebon dan Gringsing Batang.” jelasnya saat ditemui.

Ia katakan, pada umumnya DBD menyerang anak, namun ada pula orang dewasa yang masuk karena menderita DBD. Semua pasien dapat tertolong sehingga tidak ada yang meninggal dunia akibat DBD. (*)

Penulis: Wahyudi
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps