SEMARANG, Lingkar.co – Ketua Badan Kerjasama Organisasi dan Wanita (BKOW) Jawa Tengah, Nawal Nur Arafah Taj Yasin, menceritakan tentang kepahlawanan wanita Indonesia.
Selain itu, ia juga bercerita tentang peran wanita Indonesia yang memiliki peran vital dalam bernegara.
Cerita itu ia sampaikan pada acara Webinar Kebangsaan dengan tema Perempuan Sebagai “Agent of Change” dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Kamis (19/8/2021).
Dia mengatakan, pahlawan wanita di Indonesia memiliki peran penting dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
“Mereka berperang melawan kolonialis dan imperialis diantaranya Cut Nyak Dien dan Nyi Ageng Serang,” ungkap Ning Nawal, sapaan akrabnya.
“Tidak hanya itu, yang berperan penting dalam meningkatkan pendidikan perempuan, yakni R.A Kartini dari Jepara dan ada juga Dewi Sartika dari Bandung,” lanjutnya.
Betapa pentingnya peran wanita Indonesia, pernah dituliskan Soekarno dalam buku Sarinah, “bahwa soal wanita adalah soal masyarakat, kita tidak dapat menyusun negara dan menyusun masyarakat jika tidak mengerti wanita”.
“Begitu penting sekali soal wanita ini, menjadi bahan penyusunan masyarakat dan Negara,” kata Ning Nawal.
Sehingga, menurut dia, pemahaman atas persoalan perempuan menjadi salah satu pijakan dalam membangun gerakan perempuan.
Baca Juga:
Akses Jalan ke Kampung Tambakrejo, Jadi Prioritas Pembangunan Tahun 2022
AGEN PERUBAHAN
Selain itu, Ning Nawal mengatakan, pada saat pandemi Covid-19 saat ini, wanita harus berperan sebagai agen perubahan (Agent of Change).
“Masa pandemi Covid-19 ini, perempuan harus mengambil peran untuk senantiasa “eling lan ngelingke” masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan 5M,” jelasnya.
Terkait vaksinasi, ia mengatakan, wanita hendaknya menjadi teladan, agar mendorong masyarakat yang belum vaksin, segera mendatangi sentra vaksinasi untuk vaksin.
“Berikan informasi yang benar terkait vaksinasi, karena dengan vaksinasi akan sangat mengurangi dampak/gejala apabila terpaksa terpapar Covid-19,” kata Ning Nawal.
NIng Nawal mengajak masyarakat, khususnya kaum perempuan untuk memekarkan rasa kemanusiaan (sense of crisis) pada masa pandemi ini.
“Terus edukasi masyarakat untuk bijak dan santun dalam bermedsos. Buat iklim yang sejuk dan menenteramkan dalam keguyuban, perempuan harus menjadi ‘part of solution’ Jateng,” pungkasnya.*
Penulis : Rezanda Akbad D
Editor : M. Rain Daling
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps