Wisata  

Miliki Nilai Sejarah, Wisatawan Dalam dan Luar Negeri Kunjungi Pintu Gerbang Majapahit di Pati

RAMAH: Budi Santoso, juru kunci pintu gerbang Majapahit saat menunjukkan dan menceritakan sejarah pintu tersebut.(MIFTAHUS SALAM/LINGKAR)
RAMAH: Budi Santoso, juru kunci pintu gerbang Majapahit saat menunjukkan dan menceritakan sejarah pintu tersebut.(MIFTAHUS SALAM/LINGKAR)

PATI, Lingkar.co – Pintu Gerbang Majapahit merupakan salah satu destinasi wisata yang memiliki nilai sejarah tinggi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Maka tak mengherankan jika banyak wisatawan yang berkunjung di tempat yang berlokasi di Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati itu.

Untuk sampai ke lokasi wisata sejarah Gerbang Majapahit di Pati cukup mudah. Dari pusat Kota Pati, wisatawan bisa menggunakan kendaraan roda dua atau empat menuju arah Desa Rondole, Kecamatan Margorejo. Jaraknya tidak jauh, hanya sekitar dua kilometer dari Pasar Puri Pati.

Jadi Benda Jagar Budaya dan Dilindungi Pemerintah

Saat ini Pintu Gerbang Majapahit di desa tersebut sudah dilindungi oleh pemerintah. Karena masuk dalam benda cagar budaya. Di lokasi gerbang tersebut, tercantum panduan bagi masyarakat yang berkunjung agar menaati protokol kesehatan (prokes).

Juru kunci Pintu Gerbang Majapahit Budi Santoso mengungkapkan, selama ini banyak wisatawan yang berkunjung. Tak hanya dari Indonesia saja, wisatawan dari mancanegara tak sedikit yang telah datang untuk sekedar melihat sejarah peninggalan Kerajaan Majapahit itu.

Baca Juga:
Sejarah Segelap, Hingga Lahirnya Kembang Joyo

“Wisatawan dari Malaysia juga ada. Seluruh Indonesia, dari Aceh, dari Papua Kalimantan juga ada,” ungkapnya.

Menurutnya, kebanyakan wisatawan yang datang rata-rata ingin mengetahui sejarah peninggalan Kerajaan Majapahit. Pasalnya peninggalannya yang masih utuh tinggal pintu gerbang ini.

“Jadi mereka, para wisatawan penasaran dan ingin tahu pintu Gerbang Majapahit yang ada di Pati ini. Karena di Mojokerto sudah tidak ada, tinggal puing-puing saja,” paparnya.

Menurut kisah oleh Budi, dulunya pintu ini dibawa oleh putra Sunan Muria dari Mojokerto. Ia bernama Raden Bambang Kebo Nyabrang. Alkisah, ia membawa pintu tersebut sebagai syarat agar mendapat pengakuan sebagai anaknya Sunan Muria.

Baca Juga:
Dinporapar Pati Terus Lakukan Pembinaan Pelaku Wisata di Tengah Pandemi

Selain miliki nilai sejarah yang tinggi, lanjut Budi, banyak masyarakat setempat yang mengkeramatkan pintu tersebut. Maka tak heran banyak masyarakat setempat yang melakukan nyekar di tempat tersebut.

“Kalau untuk rakyat sini mau punya kerja atau apa itu nyekar di sini untuk keselamatan, karena anggapan danyangnya sini,” paparnya.

Dinporapar Pati: Tetap Patuhi Prokes saat Berkunjung ke Tempat Wisata

Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata pada Dinas Pemuda Olahraga dan pariwisata (Dinporapar) Pati Ida Istiani mengatakan, ada sejumlah tempat wisata sejarah di Kabupaten Pati. Selain Pintu Gerbang Majapahit di Desa Rondole, ada juga Genuk Kemiri di Dukuh Kemiri, Desa Sarirejo, Kecamatan Pati.

“Meski banyak wisata sejarah, kami tak henti-hentinya meminta masyarakat untuk menahan diri jika ingin berwisata di tempat-tempat tertentu yang belum diizinkan pemerintah untuk buka. Namun, kami mempersilakan masyarakat mengunjungi wisata yang sudah buka. Tentunya wajib disiplin protokol kesehatan,” ungkapnya.(lam/lut)

Baca Juga:
Dinporapar Pati Gelar Monev, Pantau Penerapan Prokes di Desa Wisata