Panen Melon Bawa Untung, Padi Bukan Prioritas Lagi

Untung: Pekerja mengangkut hasil panen melon milik Riman untuk dibawa ke ibu kota. (PUJOKO/LINGKAR.CO)
Untung: Pekerja mengangkut hasil panen melon milik Riman untuk dibawa ke ibu kota. (PUJOKO/LINGKAR.CO)

KARANGANYAR, Lingkar.co – Panen melon bawa untung, Riman, petani di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Karanganyar memilih memanfaatkan lahan miliknya untuk ditanami komoditas buah-buahan.

Hal ini ia lakukan karena selama dua tahun terakhir panen padi miliknya tidak pernah sesuai yang ia harapkan, akibat maraknya hama tikus yang menyerang pertanian miliknya.  

Baca juga:
Santri Ponpes Nur Amaliah Tetap Antusias Hafalan Alquran saat Ramadan di Tengah Pandemi

“Dua tahun ini, tahun lalu paling parah, sejumlah lahan padi milik kami terserang hama tikus  terus menerus. Bahkan ada petani yang tidak bisa panen sama sekali,’’ ujar Riman

Hijau-Minimalist-Ucapan-Selamat-Sukses-Kiriman-Instagram-3

Selain faktor hama, keputusan Riman untuk berpindah jadi petani melon karena ia sudah memiliki rekanan perusahaan di Jakarta untuk memasarkan hasil panen melon yang ia lakukan.

Hasil panen melon yang ia lakukan sudah diambil oleh rekanan tersebut dibawa ke Jakarta dan dipasarkan di mal-mal ibu kota dan sekitarnya.

Baca juga:
Pelaku UMKM Kota Semarang Segera Bisa Ajukan BPUM

“Ada teman yang mengajak kerjasama dengan rekanan di Jakarta. Akhirnya kita coba untuk tanam melon,’’ imbuhnya.

Png-20230831-120408-0000

Mampu Memanen Melon Kualitas Super Mencapai 1,5 Ton

Dari sisi hasil panenan, usaha Riman menanam melon selama 65 hari tidak sia-sia. Ia mampu memanen melon kualitas super sebanyak 1,5 ton. Demikian pula dengan kualitas B sebanyak 1,5 ton yang ia pasarkan ke pasar lokal.

Baca juga:

Reza Rahardian Resmi Mualaf, Begini Respon Ibunda

“Hasil panen kita diambil kesana (rekanan) dengan harga perkilo 10 ribu. Itu untuk melon kelas super. Kalau kelas B harganya Rp 4,5 ribu,’’ terang Riman.

Ia mengaku bisa mendapat hasil dari panen melon yang ia tanam sebesar Rp 60 juta. Sementara biaya produksi yang ia keluarkan hanya Rp 40 juta.

Riman menanam melon sebanyak ¼ bagian dari tanah bengkok yang ia miliki, dari total mencapai 7,2 hektar.

Baca juga:
Fakta Terbaru Empat Daerah di Jabar yang Paling Banyak Dikunjungi Wisatawan

“Saya menanam 3 jenis melon, yaitu ada melon bordess, melon sakata dan melon lioni,” pungkasnya. (jok/luh)

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *