SEMARANG, JAWA TENGAH, Lingkar.co – Sejumlah pengrajin tempe keluhkan harga kedelai yang melonjak drastis. Sejumlah pedagang di Kota Semarang mengeluhkan kondisi tersebut.
Salah seorang pengrajin tempe di Jalan Medoho Permai II, Kecamatan Gayamsari, Semarang Slamet (58) mengatakan, pascalebaran, harga kedelai mulai merangkak naik. Namun, puncaknya terjadi pada Sabtu (22/5) hingga saat ini dengan harga Rp 11.000 per kilogram.
“Belum pernah naik setinggi ini. Dulu pernah naik di harga Rp 8000. Sekarang ini naiknya sampai Rp 11.000. Padahal sebelumnya Rp 6.500,” ujar Slamet.
Slamet mengaku, harus memutar otak untuk mengatasi hal tersebut. Ia terpaksa harus mengecilkan volume, agar harga tempe tidak ikut naik. Selain kenaikan harga, Ia juga mengeluhkan sistim pembayaran kedelai yang juga berubah sejak beberapa waktu lalu.
“Semula pembayaran bisa satu bulan sekali. Sekarang 2 minggu dari tanggal pembelian sudah harus lunas,” imbuhnya.
Sehari-harinya, Slamet menjajakan tempe buatannya di Pasar Gayamsari masih dengan harga yang sama yakni Rp 5000. Ia mengatakan, tak ada kenaikan jumlah pembeli bahkan sejak Ramadan.
Dalam satu bulan, Ia membeli 1 ton kedelai. Sementara dalam satu hari, Ia mampu menghabiskan 55 kg kedelai untuk diolah menjadi tempe. Namun tak semua kedelai buatan Slamet habis terjual saat itu. Sehingga untuk sisanya, Ia bagikan kepada tetangga sekitar rumahnya.
“Tidak ada kelangkaan barang, tapi harganya naik. Saya tetap beli 1 ton per bulan. Antisipasi jika nantinya ada kelangkaan kedelai,” pungkasnya.(nda/lut)
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps