JAKARTA, Lingkar.co – Naiknya harga kedelai di pasar dunia berdampak pada stabilitas harga kedelai yang terjadi di Indonesia.
Pada pertengahan Mei 2021, harga kedelai dunia berada di kisaran 15,86 dolar AS per bushels (Rp10.084 per kg harga akhir).
Naik sekitar 11,2 persen daripada April 2021 yang tercatat sebesar 14,26 dolar AS per bushels (Rp9.203 per kg harga akhir).
Baca juga:
Job Fair Virtual di Kudus Kembali Batal Terselenggara
Karena hal tersebut, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendagri), Oke Nurwan menjamin stok kedelai masih cukup untuk kebeutuhan industri nasional.
“Kami menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya atas komitmen dan dukungan pelaku usaha kedelai dalam menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pada puasa dan Lebaran 2021,” ujarnya.
Memperhatikan harga kedelai dunia yang terus alami kenaikan tersebut, Oke memaklumi harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe saat ini.
Baca juga:
Harkitnas, Gibran Tekankan Pentingnya Literasi Digital di Era Cyber
“Akan terjadi penyesuaian harga kedelai impor di tingkat pengrajin tahu dan tempe karena komoditas kedelai asal Amerika Serikat ini belum memasuki masa panen,” terang Oke.
Mulai bergerak naik pada kisaran Rp10.500 per kg dan berpotensi mengerek harga tahu dan tempe di tingkat pengrajin.
Lanjutnya, “Selain itu juga ditengarai permintaan kedelai dari negara lain seperti Tiongkok sebesar 7,5 juta ton pada April 2021 yang berdampak pada tingginya harga kedelai dunia sampai dengan saat ini,” imbuhnya.
Baca juga:
Tuai Kontroversi, Facebook Tegaskan Tak Bisa Baca Isi Pesan WhatsApp Penggunanya
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps
Respon (1)