Lakukan Langkah Antisipasi Cegah AKI dan AKB
Untuk menekan AKI dan AKB, Damai menyampaikan IBI selama ini sudah berupaya dari awal. Di antaranya melakukan antisipasi dini.
Dengan cara memilah-milah mana ibu hamil yang resiko tinggi, mana yang nanti bisa normal untuk menentukan penanganan lebih lanjut.
“Kita juga mengawal terus, Kalau ada yang berisiko langsung kita sarankan ke faskes rujukan. Tapi sulitnya kadang masih ada kepercayaan sugestinya ke bidan A dan bidan B seperti itu,” jelasnya.
Baca juga:
Kenali Gejala Varian Covid-19 Alpha, Beta, dan Delta Berikut Ini
Damai menjelaskan dari sisi SDM, jumlah bidan di Sragen yang bergabung dalam IBI mencapai 1.352 orang.
Pihaknya menilai jumlah tersebut sudah cukup memadai untuk mengkover pelayanan yang ada di masyarakat.
Di masing-masing desa saat ini minimal sudah ada satu atau dua bidan. Karenanya yang terus bidan ketahui saat ini adalah komitmen untuk bekerja ikhlas dan profesional.
Baca juga:
94 Karyawan Pabrik Sepatu di Jaten Positif Covid-19
“Semboyan kita, satu kata untuk bidan dashyat, dua kata untuk bidan luar biasa. Tiga kata untuk bidan saya pasti bisa, empat kata untuk bidan turunkan AKI AKB dan stunting. Itu motivasi untuk selalu kita ingat-ingat di telinga kita,” terangnya.
Perayaan HUT itu pihaknya gelar sebagai puncak rangkaian beberapa kegiatan peringatan yang di gelar sejak beberapa hari lalu.
Di antaranya sosialisasi tentang STR dan CBR online, anjangsana ke para ibu bidan sepuh dan tabur bunga atau ziarah ke makam bidan yang sudah mendahului.
Baca juga:
Bupati Hartopo Sampaikan, Zona Merah Covid-19 di Kabupaten Kudus Alami Penurunan
Bidan Sebagai Sentralitas Pelayanan Primer
Kemudian hari ini masih di lanjutkan kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana yang di lakukan dengan gratis di seluruh Indonesia di tempat praktek mandiri bidan.
“Pada hari ini juga ada pelayanan di tempat praktek mandiri bidan, ada safari KB di bidan Tonik Sidoharjo,” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Hargiyanto berharap di usia ke-70, bidan bisa makin meningkatkan kompetensi dan profesionalitasnya.
Pasalnya keberadaan bidan ini sangat sentral dalam memberikan pelayanan primer. Peran besar bidan juga krusial untuk membantu menurunkan AKI-AKB yang masih cukup tinggi di Sragen. “Harus lebih di tingkatkan lagi standar kompetensinya. Bagaimana nanti koordinasi dan komunikasi bidan dengan dokter serta rumah sakit rujukan. Karena itu kunci utama menekan AKI-AKB dan stunting,” tandasnya. (fid/luh)