Perpanjangan PPKM Darurat Belum Pasti, Luhut: Tunggu 2-3 Hari Lagi

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, dalam konferensi pers virtual tentang pelaksanaan PPKM Darurat di Jakarta, Sabtu (17/7/2021). FOTO: Tangkapan layar Youtube Menko Marvest/Lingkar.co
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, dalam konferensi pers virtual tentang pelaksanaan PPKM Darurat di Jakarta, Sabtu (17/7/2021). FOTO: Tangkapan layar Youtube Menko Marvest/Lingkar.co

JAKARTA, Lingkar.co – Pemerintah belum memutuskan perpanjangan PPKM Darurat. Saat ini masih dalam tahap evaluasi untuk memutuskan perpanjangan PPKM Darurat apakah perlu atau tidak kebijakan.

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, sekaligus Koordinator PPKM Darurat, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan hasil evaluasi PPKM Darurat, termasuk apakah perlu perpanjangan akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo.

“Saya kira dalam 2-3 hari ke depan kita juga akan mengumumkan secara resmi,” kata Luhut, dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Sabtu (17/7/2021).

Luhut menyebut, ada dua indikator yang menjadi penilaian pemerintah dalam memutuskan kebijakan PPKM Darurat kedepan.

Kedua indikator itu, yakni angka penambahan kasus Covid-19 dan bed occupancy ratio (BOR) atau tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.

“Beberapa relaksasasi bisa dilakukan jika indikator penambahan kasus konfirmasi dan bed occupancy ratio-nya semakin baik,” kata dia.

Baca Juga:
PPKM Berdampak Positif untuk Kualitas Udara Kota Yogya

Menurut Luhut, evaluasi PPKM Darurat sudah masuk dalam fase rileksasi. Selama masa penerapan PPKM Darurat saat ini, telah terjadi berbagai kemajuan dalam hal penurunan mobilitas dan aktivitas masyarakat.

“Ada beberapa daerah yang yang telah mengalami penurunan mobilitas dan aktivitas masyarakatnya, dan penambambahan kasusnya juga sudah menurun, seperti Jakarta, dan Bali juga saya lihat akan mengalami penurunan. Tapi kalau kita konsisten, akhir Juli posisi kita akan semakin baik,” jelas Luhut.

Oleh karena itu, Luhut mengimbau semua kalangan untuk bahu-membahu. 

“Saya minta teman-teman di semua tempat di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk bahu-membahu dan tempat lain penjuru Tanah Air untuk melawan varian delta ini,” pinta Luhut.

PENANGANAN COVID-19 MENGALAMI BERBAGAI KEMAJUAN

Selain itu, pada awal keterangannya, Luhut mengatakan penanganan Covid-19 telah menemui berbagai kemajuan dalam hal penurunan motilitas dan aktivitas masyarakat.

“Dan hasil monitoring kami terhadap indikator Google Traffic, Facebook mobility Light Night dari NASA, telah terjadi penurunan yang cukup signifikan,” katanya di Jakarta.

Namun, tambah dia, penurunan mobilitas dan aktivitas masyarakat tersebut, tidak serta merta langsung menunjukkan penurunan penambahan kasus harian terkonfirmasi Covid-19.

Hal itu karena ada masa inkubasi penularan virus sekitar 14-21 hari. Terlebih kata Luhut, varian Delta memiliki tingkat penularan 7 kali lebih tinggi dari varian sebelumnya.

“Saya ulangi, dibutuhkan waktu kurang lebih 14 sampai 21 hari untuk kemudian penambahan kasus ini bisa mulai melandai dan menurun. Hal itu sangat mungkin terjadi jika kita semua konsisten terhadap pelaksanaan PPKM ini,” ungkap Luhut.

LUHUT MEMINTA MAAF

Terakhir, sebagai Koordinator PPKM, Luhut menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas penanganan Covid-19.

“Dari dari lubuk hati yang paling dalam, saya ingin meminta maaf kepada seluruh Indonesia jika jawaban ini masih belum optimal. Saya berjalan bersama jajaran dan menteri kepala lembaga terkait akan terus bekerja keras untuk memastikan bahwa penyebaran delta ini bisa diturunkan,” ungkap Luhut.

“Penambahan dalam satu minggu ke depan walaupun mungkin masih akan naik dalam dua hari tiga hari ke depan tapi kalau tidak konsisten, saya melihat akhir Juli posisi kita akan semakin baik,” jelas Luhut. *

Penulis : M.Rain Daling
Editor : M. Rain Daling