Produksi Padi di Pati Turun 5,15 Persen, Ada Apa?

Lahan padi di Kabupaten Pati. Foto: Miftahus Salam/Lingkar.co
Lahan padi di Kabupaten Pati. Foto: Miftahus Salam/Lingkar.co

Lingkar.co – Produksi padi di Kabupaten Pati mengalami penurunan. Hal ini salah satunya akibat banjir yang sempat menggenangi ribuan hektare lahan pertanian di sekitar bantaran Sungai Silugonggo.

Kabid Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati Gunawan menyampaikan dibanding tahun 2022, produksi padi pada tahun 2023 turun sekira 5,15 persen. Padahal, Kabupaten Pati ditarget surplus padi setidaknya 0,2 persen setiap tahunnya.

“Target kita harus naik 0,2 persen dari tahun sebelumnya. Tetapi sejak 2022 ke 2023 itu justru ada penurunan produksi sebesar 5,15 persen. Maka kita harus bersama-sama untuk meningkatkan,” ujarnya, kemarin.

Pihaknya pun berharap pada tahun ini produksi padi tidak kembali turun. Meskipun sempat terjadi gagal panen Musim Tanam (MT) I akibat banjir, dan gagal panen akibat kekeringan di MT II di sebagian wilayah.

Untuk itu, Gunawan mendorong kepada Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) di setiap kecamatan bisa memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada para petani.

“Salah satunya adalah dengan beberapa inovasi seperti adanya penggunaan obat pertanian dengan teknologi nano yang sekarang ini mulai dikembangkan,” tuturnya.

Menurutnya, teknologi ini sudah berhasil diterapkan oleh beberapa petani. Di mana tanaman padi menjadi lebih tahan terhadap panas dan mampu menghasilkan bulir padi lebih banyak.

“Desa dan PPL harus berperan aktif agar produksi bisa meningkat. Pati kan salah satu penghasil beras di Jawa Tengah. Karena musim kemarau di MT 2 ini, membuat sebagian besar petani mengalami gagal panen,” ujarnya.

Lebih lanjut, pihaknya mendorong pembuatan sumur resapan untuk mengantisipasi kekeringan di musik kemarau.

“Akan tetapi untuk antisipasi akibat bencana banjir, normalisasi sungai adalah langkah yang harus diambil oleh dinas terkait,” pungkasnya. (*)

Penulis: Miftahus Salam