Ratusan Buruh Geruduk Gedung Balai Kota Semarang

SEMARANG, Lingkar.co – Ratusan buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Metal Pekerja Indonesia (FSPMI) mengadakan aksi unjuk rasa di depan gedung Balai Kota Semarang, Senin (7/2). Mereka menuntut Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi untuk memperhatikan nasib buruh. Pasalnya, upah buruh di Semarang terbilang rendah daripada kota di provinsi lainnya.

Ketua FSPMI, Aulia Hakim mengatakan, Semarang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah. Jadi, apabila upah naik akan menjadi percontohan bagi para Bupati dan Wali Kota di wilayah Provinsi Jawa Tengah.

Buruh berharap, Wali Kota Semarang mempertimbangkan tuntutan buruh agar buruh yang berada di Kota Semarang bisa hidup lebih layak.

Massa Aksi Sampaikan Aspirasi Kenaikan UMK, Bondan : Saya Apresiasi

“Hal ini bisa menjadi percontohan bagi bupati dan wali kota di Jawa Tengah. Harapannya, ada tambahan upah bagi buruh Rp100-200 ribu yang diambil dari APBD,” ucap Aulia.

Selain menuntut upah dalam aksi unjuk rasa tersebut, mereka juga menuntut anggota serikat pekerja di PT GS Battery Mijen Semarang yang mendapat intimidasi, untuk dipekerjakan kembali.

Mereka juga menuntut adanya kesejahteraan non upah Kota Semarang, mencabut omnibuslaw UU Cipta Kerja No 11 Tahun 2020, Revisi SK Gubernur tentang upah Minimum kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2022 yang melanggar konstitusi. 

Temui Massa Demo Buruh, Bondan Marutohening Siap Bantu Sampaikan Aspirasi

Pihak buruh berharap, konsep yang ditawarkan kepada Wali Kota Semarang segera ditindaklanjuti. Mengingat saat ini masih dalam fase pandemi, Aulia berharap beberapa kebijakan pemerintah dapat mempermudah buruh.

“Seperti menurunkan beberapa biaya, misalnya tarif angkutan yang lebih murah, serta meng-cover biaya BPJS dengan mengambil dana APBD. Selain itu perawatan di rumah sakit dengan cover BPJS melalui dana APBD,” terang Aulia. (Lingkar Network | Adimungkas – Lingkar.co)