Lingkar.co , Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang menerapkan strategi khusus pada Unit Donor Darah (UDD) untuk mengatasi kelebihan stok darah siap konsumsi maupun plasma darah agar tidak banyak yang dibuang atau dimusnahkan.
Strategi itu antara lain: menggandeng rumah sakit mitra untuk penyaluran darah siap konsumsi dan membatasi pengolahan darah dengan difokuskan pada pelayanan kebutuhan mitra.
Kepala UDD PMI Kota Semarang, dr. Nevi Seftaviani, MMR saat ditemui pada Jumat (25/10/2024) mengatakan, saat ini hanya memproduksi komponen darah sesuai dengan permintaan dari rumah sakit mitra.
“Jadi kita sekarang ada penyesuaian agar darah yang diberikan oleh pendonor itu tidak sia-sia. Jadi kita memang menyesuaikan jumlah donor berdasarkan permintaan untuk mengefektifkan transfusi darah,” kata dia.
Nevi menuturkan, terdapat fluktuasi antara jumlah produksi dengan kebutuhan darah. Terkadang jumlah stok darah siap pakai lebih banyak dari pasien yang membutuhkan bantuan darah. Demikian pula sebaliknya.
“Alhamdulillah lebih banyak sisanya,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, secara umum jumlah relawan donor darah sukarela di UDD PMI Kota Semarang cukup stabil dan cukup untuk memenuhi kebutuhan pasien yang ada di semua rumah sakit di Semarang.
Sebagai informasi, PMI Kota Semarang telah meneken kerja sama dengan hampir 50 rumah sakit di eks karisidenan Semarang, seperti RSUD Wongsonegoro, RSUD Tugurejo, RS Nasional Diponegoro, RS Bhayangkara, RST Bhakti Wira Tamtama, RS Roemani Muhammadiyah, RSI Sultan Agung, RS Banyumanik, RS Cepoko Gunungpati, RS Charlie Hospital, RS Mardi Rahayu, RS Panti Wilasa dan sebagainya.

Sedangkan rumah sakit mitra PMI Kota Semarang di Demak yaitu RSUD Sultan Fatah, RSUD Sunan Kalijaga, RSI NU Demak dan sebagainya.
Selanjutnya di Kabupaten Semarang terdapat beberapa rumah sakit mitra PMI Kota Semarang seperti RS At-Tin Hospital, Bawen.
Selain itu, RSUD Ki Ageng Selo Grobogan juga merupakan mitra PMI Kota Semarang Semua mitra tersebut sudah berkomitmen memanfaatkan UDD PMI Kota Semarang untuk mendukung Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) dengan menerima pasokan produk olahan darah dari UDD PMI Kota Semarang sesuai dengan kebutuhan pasien.
Di samping itu, PMI juga telah menambah kekuatan penyimpanan plasma darah dan produk darah dengan freezer room. (ruangan pendingin). Dalam ruang simpan sementara juga masih cukup aman untuk disimpan sesuai aturan batas maksimal, yakni lima hari. Sedangkan plasma darah dalam freezer room batas maksimal penyimpanan sampai satu tahun.
“Ini freezer room kami sedang perbaikan. Jadi sementara kita simpan plasma darah di freezer kulkas biasa,” ungkap Nevi. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat