BERANGKAT dari pengalaman neneknya yang dulunya seorang penari. Lilis panggilan akrabnya mulai menyukai tari tradisional sejak kecil.
“Kalau anak jaman sekarang lebih suka dance k-pop hingga tiktok, saya malah kebalikannya. Bahkan tidak merasa tertarik sama sekali dengan kegemaran anak muda di jaman sekarang tersebut,” ungkap Lilis.
Di tahun 2015, Lilis berkesempatan untuk mengikuti kontingen Duta Seni Boyolali, yang berkunjung ke Jepang, Hongkong, China, dan Macaw. Hal ini untuk mengenalkan tari tradisional ke kancah internasional.
Selain sebagai Duta Seni, dalam menggeluti dunia tari tradisional, Lilis biasanya mendapatkan tawaran untuk menari di acara pernikahan dan acara ceremonial seperti wisuda kelulusan seminar dan lain-lain.
“Banyak wedding dan acara acara terpaksa di cancel selama masa pandemi ini,” ungkap gadis kelahiran Boyolali ini.
Saat ini, dirinya mencoba peruntungan baru dengan berjualan pakaian online.
“Harapannya semoga pandemi cepat berlalu, agar pelaku seni seperti saya bisa beraktivitas kembali,” tutup Lilis. (luh/aji)
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps