JAKARTA, Lingkar.co – Angka kasus Covid-19 melonjak tajam pada sejumlah daerah luar Jawa dan Bali dalam beberapa hari terakhir.
Hal tersebut terungkap dari pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada rapat terbatas evaluasi perkembangan dan tindak lanjut PPKM level 4, Sabtu (7/8/2021) malam.
Hadir dalam rapat secara virtual itu, para menteri, Panglima TNI, Kapolri, seluruh gubernur/wakil gubernur dan Walikota/Bupati.
Bahkan, dalam rapat tersebut, Presiden Jokowi, menyebut telah terjadi pergeseran kasus Covid-19 melonjak dari Jawa – Bali ke luar Pulau Jawa dan Bali.
Dalam rapat yang disiarkan kanal YouTube Setpres itu, Presiden Jokowi, menyoroti 5 provinsi dengan kenaikan kasus paling tinggi.
“Dalam catatan saya, per Kamis (5/8/2021), Kalimantan Timur dengan 22.529 kasus aktif, Sumatera Utara dengan 21.876 kasus aktif,” ujarnya.
Kemudian, Papua dengan 14.989 kasus aktif, Sumatera Barat dengan 14.496 kasus aktif, dan Riau dengan 13.958 kasus aktif.
Selanjutnya, per Jumat (6/8/2021), angka kasus aktif Sumatera Utara naik menjadi 22.892 kasus, Riau naik menjadi 14.993 kasus aktif.
Sumatera Barat naik menjadi 14.712 kasus aktif, sementara kasus aktif Kalimantan Timur dan Papua mengalami penurunan.
“Hati-hati, ini selalu naik dan turun, dan, yang perlu hati-hati, NTT,” kata Presiden Jokowi.
Menurutnya, NTT harus berhati-hati karena dalam seminggu terakhir angka kasus Covid-19 naik turun.
“NTT hati-hati. Saya lihat dalam seminggu kemarin, tanggal 1 Agustus, NTT masih 886 (kasus aktif), 2 Agustus , 410 kasus baru. 3 (Agustus) 608 kasus baru,” ujarnya.
“Tanggal 4 Agustus 530 kasus baru. Tetapi lihat tanggal 6 Agustus kemarin, 3.598 kasus baru. Yang angka-angka seperti ini harus ada respons secara cepat,” sambungnya.
Baca Juga:
Wagub Jateng: Animo Masyarakat untuk Vaksin Semakin Tinggi
TIGA PERINTAH PRESIDEN JOKOWI
Melihat situasi lonjakan kasus yang begitu tinggi, Presiden Jokowi, memerintahkan seluruh jajarannya, merespons cepat hal tersebut.
“Saya perintahkan kepada Panglima, kepada Kapolri untuk mengingatkan selalu kepada Pangdam, Kapolda, Danrem, Dandim, Kapolres untuk betul-betul merespons secara cepat dari angka-angka yang saya sampaikan,” ujarnya.
Menurutnya, untuk merespons situasi tersebut, ada tiga hal penting untuk segera dilakukan.
“Tiga strategi ini jadi faktor penting dalam menurunkan kasus Covid-19 di Jawa-Bali. Jadi bisa juga penerapannya untuk luar pulau Jawa-Bali,” ujarnya.
Pertama, kata Presiden Jokowi, dengan membatasi mobilitas masyarakat.
“Kalau sudah kasusnya gede seperti itu, mobilitas masyarakat harus direm. Gubernur semua harus tahu, Pangdam, Kapolda, semua harus tahu,” ujarnya.
“Artinya mobilitas manusianya yang direm. Paling tidak dua minggu,” jelasnya lagi.
Kedua, menggencarkan pengetesan dan penelusuran atau “testing” dan “tracing”.
“Yang kedua testing dan tracing, sekali lagi, segera temukan. Dites ketemu, di-tracing dia kontak dengan siapa, itu yang kedua,” tegasnya.
Tentunya, kata Presiden Jokowi, butuh kecepatan dalam melakukan pengetesan dan penelusuran.
“Karena ini berkaitan dengan kecepatan. Kalau tidak, orang yang positif Covid-19 sudah ke mana-mana, menyebar ke mana-mana,” ujarnya.
Dan yang ketiga, Presiden menginstruksikan agar para pasien positif Covid-19 segera dibawa ke tempat isolasi terpusat (isoter).
Presiden Jokowi, meminta gubernur, bupati, maupun wali kota untuk menyiapkan tempat-tempat isolasi terpusat di daerahnya masing-masing.
“Bisa dengan memanfaatkan fasilitas umum seperti gedung olah raga, balai, hingga sekolah, seperti yang saya lihat di Jawa,” ujarnya.
Ia juga meminta kepada Menteri PUPR agar membantu daerah dalam rangka penyiapan isoter tersebut. Terutama, daerah-daerah dengan kasus Covid-19 tinggi.
Presiden Jokowi, meminta pelibatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai pintu utama dalam penanganan pasien.
“Bisa kalau di Jawa ini ada yang lewat telemedicine tapi kalau enggak, ya lewat telepon. Ini untuk mengurangi angka kematian yang ada,” paparnya.
MEMPERCEPAT VAKSINASI KEPADA MASYARAKAT
Selain tiga hal tersebut, Presiden Jokowi, juga menyebut bahwa kecepatan vaksinasi juga menjadi kunci dalam penanganan Covid-19.
Untuk itu, Presiden Jokowi, meminta semua pihak mendukung vaksinasi Covid-19 nasional.
Ia juga meminta para kepala daerah untuk segera menyuntikkan vaksin kepada masyarakat begitu mendapatkan stok vaksin.
Presiden menegaskan, jangan ada stok vaksin terlalu lama, baik di dinkes maupun rumah sakit dan puskesmas.
“Jangan biarkan vaksin itu berhenti sehari-dua hari, langsung suntikkan kepada masyarakat. Habis, minta (pemerintah) pusat lagi,” tegasnya.
“Perintahkan segera semua, segera suntikkan. Karena kecepatan ini juga akan memberikan proteksi pada rakyat kita. Akan saya ikuti terus, angka-angka harian ini,” sambungnya. ***
Penulis: M. Rain Daling
Editor: M. Rain Daling
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps