Harga Kedelai Meroket, Tempe dan Tahu Lebih Mahal 25 Persen Hari Ini

Ilustrasi pembuatan tahu di salah satu pabrik di Jakarta belum lama ini. (ANTARA/LINGKAR.CO)
Ilustrasi pembuatan tahu di salah satu pabrik di Jakarta belum lama ini. (ANTARA/LINGKAR.CO)

JAKARTA, Lingkar.co – Ketua Umum Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) Gakoptindo Aip Syaifuddin menyatakan, harga tahu dan tempe resmi naik sekitar 25 persen pada hari ini. Kenaikan harga terjadi di hampir seluruh daerah di tanah air dikarenakan harga beli kedelai mengalami kenaikan akhir-akhir ini.

“Per hari ini sudah mulai naik, mungkin sudah (diterapkan) 90 persen (di Indonesia). Kami sudah mulai produksi dan distribusi ke pasar-pasar, jadi tahu tempe sudah mulai ada lagi,” katanya , Senin (4/1).

Ia merinci, harga tahu dan tempe untuk kemasan kecil naik dari Rp4.000 menjadi Rp5.000 per kemasan. Sementara tahu dan tempe ukuran besar, harganya naik dari Rp8.000 menjadi Rp10 ribu per kemasan.

“Saya terima laporan dari berbagai daerah, dari Jawa Barat, DKI Jakarta, itu semua sudah mulai,” imbuhnya.

Ia mengatakan, kenaikan tak semata-mata untuk mendongkrak keuntungan perajin saja. Pasalnya hal ini tak lepas dari dampak kenaikan harga kedelai di pasar internasional. Maklum saja, Indonesia mengandalkan kedelai impor sebagai bahan baku pembuat tahu dan tempe di dalam negeri.

Ia menambahkan, kenaikan harga kedelai saat ini sejatinya sudah mencapai 37 persen, yaitu dari kisaran Rp7.000 menjadi Rp9.600 per kilogram (kg). Untuk itu, kenaikan harga tahu dan tempe sebesar 25 persen-an sebenarnya belum terlalu tinggi.

Terkait kondisi ini, ia menyatakan para perajin tahu dan tempe memang masih dibayangi oleh kerugian. Namun, mereka sadar tidak bisa menaikkan harga secara signifikan secara cepat.

“Makanya dengan kenaikan ini, kami minta pemerintah atur lagi agar harga bisa stabil, karena kami ini juga tidak cari untung besar, yang penting sekadar bisa hidup dan makan,” pungkasnya. (ara/aji)

Baca Juga:
Vaksinasi Lansia di Tiga Kecamatan Masih Rendah