Lingkar.co – Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto.mengajak masyarakat untuk mengkonsumi makanam sehat dan menghindari makan yang mengandung zakat kimia berbahaya.
Edy lantas mengungkapkan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) masih menemukan makanan yang mengandung formalin, borak, dan zat pewarna yang bukan untuk makanan.
“Sebab pada temuan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) terdapat makanan yang mengandung formalin dan zat pewarna secara berlebihan. Misalnya pada cumi asin atau mie yang untuk bahan mie godhog,” ungkapnya kepada lingkar.co di Blora, Selasa (18/4/2023).
Politisi PDI Perjuangan ini juga mengingatkan, pola konsumsi makanan di bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Masyarakat sering membeli makanan tanpa memperhatikan kebutuhan dan efeknya terhadap kesehatan di saat maraknya penjual makanan musiman.
Ia mengaku hal itu yang kini menjadi perhatian pemerintah, termasuk DPR yang banyak melakukan sosialisasi makanan aman dan sehat.
Edy lantas menyebut salah satu kegiatannya sosialisasi makanan aman dan sehat kepada 1000 anak muda yang ada di wilayah Kecamatan Randublatung, Menden, dan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Kepada mereka, Edy pun menjelaskan terkait makanan yang aman dan tidak mengandung zat kimia berbahaya.
Selain itu, ia berharap agar para pemuda bisa berperan aktif menyuarakan imbauan yang sama, yakni menjadi agen perubahan. Mereka bisa mengubah pola konsumsi masyarakat menjadi lebih sehat.
“Setiap desa diwakili 10 hingga 15 anak muda berusia maksimal 35 tahun. Anak muda ini diharapkan sebagai agent of change di desanya,” ucapnya.
Ia berharap, setidaknya para peserta bisa mennyampaikan informasi tersebut kepada orang terdekat di sekitarnya.
“Setidaknya kepada keluarga di rumah. Dari satu orang yang mendapat informasi, harapannya bisa menyebar ke lima atau sepuluh orang,” ujarnya.
Untuk itu, masyarakat juga harus mengetahui ciri-ciri makanan yang terdapat zat berbahaya tersebut.
“Dengan cara ini diharapkan masyarakat tidak menggunakan atau membeli makanan yang dicurigai mengandung zat kimia berbahaya,” ujar Legiselator dari Dapil Jawa Tengah III ini.
Kedepan, dirinya juga berharap masyarakat bisa ikut aktif melaporkan kepada BPOM jika menemukan makanan yang dicurigai mengandung zat berbahaya. Sehingga produsen dan penjual yang nakal dapat diminimalisir
“Biar nanti tidak ada temuan lagi. Apalagi menjelang hari raya,” terangnya.
Pada kesempatan itu, Edy juga menerangkan makanan aman, bergizi, dan sehat berfungsi membantu mengurangi risiko gizi buruk dan stunting.
“Dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilakukan Kemenkes, angka stunting di Blora mencapai 25 persen. Artinya seperempat anak di Blora stunting,” tutup pria kelahiran Demak ini. (*)
Penulis: Lilik Yuliantoro
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps
Respon (1)