JAKARTA, Lingkar.co – Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, mengaku heran dengan hilangnya peredaran obat terapi Covid-19.
Padahal kata Dasco, obat untuk terapi Covid-19 hilang di pasaran, sebagian besar adalah produk BUMN Farmasi.
“Seperti Oseltamivir itu produksi Indofarma, lalu Favipiravir dan Azithromycin yang juga produksi Kimia Farma,” ujarnya, dalam keterangan tertullisnya, Minggu (25/7/2021).
Dasco, menjelaskan, bahwa direktur utama BUMN Farmasi beberapa waktu lalu memastikan telah memproduksi obat terapi Covid-19 melebihi kapasitas produksinya, untuk memenuhi pasokan obat selama pandemi.
“Saya heran kenapa obat-obatan terapi Covid-19 itu saat ini seolah-olah hilang di pasaran, ungkap Ketua Satgas Lawan Covid-19 DPR RI itu,
“Padahal para direktur utama BUMN Farmasi dalam rapat bersama Komisi VI memastikan bahwa mereka telah memproduksi lebih dari jumlah kapasitas produksinya dalam memenuhi pasokan di pasaran selama pandemi ini,” ungkap Dasco,
Baca Juga:
Pakar Komunikasi Unair : Permohonan Maaf Pejabat Wajar, Tapi Harus Tulus
SELIDIKI HILANGNYA OBAT TERAPI COVID-19
Politisi Partai Gerindra tersebut, meminta kepada aparatur pemerintah serta pihak kepolisian, untuk menyelidiki hilangnya obat-obatan untuk terapi Covid-19 tersebut.
Sebab, jangan sampai dugaan buruk terjadi, yakni adanya penimbunan obat-obatan untuk terapi Covid-19 oleh sebagian pihak.
“Saya meminta pemerintah serta aparat kepolisian untuk menyelidiki hilangnya obat-obatan ini,” kata Pimpinan DPR RI Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan (Korekku) itu.
“Jangan sampai adanya dugaan penimbunan obat terapi Covid-19 karena kepanikan masyarakat terhadap pandemi saat ini,” ujarnya lagi.
PRESIDEN CEK OBAT DI APOTEK
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), mengecek langsung ketersediaan obat terapi Covid-19 ke salah satu apotek di Kota Bogor, Jawa Barat.
Saat Presiden menanyakan stok obat Oseltamivir, apoteker yang berada di apotek tersebut, menjawab kosong.
Presiden menanyakan di mana ia harus mencari obat tersebut. Apoteker mengatakan bahwa pihaknya sudah lama tidak menerima pasokan Oseltamivir.
Terakhir, stok Oseltamivir yang sempat tersisa adalah merek Fluvir. “Tapi sekarang juga sudah kosong,” jawab apoteker, dalam tayangan kanal Youtube Setpres, Jumat(23/7/2021).
Kemudian, Presiden menanyakan lagi ketersediaan obat jenis Favipiravir. Apoteker menjawab tidak punya stoknya.
Begitu juga dengan vitamin D3. Apotek hanya memiliki vitamin D3 1000, sedangkan D3 5000 sudah habis.
Kepada Jokowi, apoteker menyampaikan bahwa mereka sudah memesan lagi produk vitamin tersebut, namun tidak dapat.
Hingga akhirnya, Presiden menelepon Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, untuk memberitahu bahwa obat-obatan yang ia cari untuk terapi Covid-19 kosong di pasaran.*
Penulis : M. Rain Daling
Editor: M. Rain Daling
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps