SEMARANG, Lingkar.co- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) melalui Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPUBMCK) mengakui anggaran transisi untuk perbaikan jalan senilai Rp 10 miliar kurang. Anggaran tersebut dialokasikan untuk perbaikan jalan hanya hingga Maret tahun ini.
“Dana Rp 10 miliar itu hanya dana transisi hingga Maret saja. Total semuanya sekitar Rp 117 miliar untuk pemiliharaan 2.404 KM jalan provinsi, selama satu tahun,” kata Hanung.
Pihaknya berharap, tidak ada rasionalisasi anggaran, dengan begitu segera dilakukan pekerjaan. “Mudah-mudahan ini tidak terkena rasionalisasi, sehinggaran segitu bisa dimaksimalkan di sejumlah titik jalan provinsi yang alami kerusakan,” ujarnya.
Hanung memaparkan, untuk anggaran transisi Rp 10 miliar sudah digunakan di sejumlah titik kerusakan jalan yang paling parah. Secara teknis yang menangani ada sembilan balai di wilayah Jateng.
“Sudah semua, temen-temen Balai kan ada sembilan, mereka memiliki ruas ruas jalan yang mengalami kerusakan parah. Untuk titiknya mana saja saya tidak begitu hafal detailnya, tapi yang jelas Semarang-Godong-Purwodadi-Blora-Kunduran-Ngawen itu jadi prioritas kami. Temen-temen sudah lakukan pekerjaan di situ,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, untuk beberapa wilayah sudah dilakukan perbaikan ataupun perawatan. ”Wonosobo, Banjarnegara dan Dieng hampir semua ruas kita lakukan perawaran, karena itu pekerjan termasuk dalam 2.404 KM prioritas kami,” ujarnya.
Hanung menampik kalau jalan di wilayah Blora dan Rembang yang diberikatan Koran Lingkar Jateng dan lingkar.co sudah setahun belum ada perbaikan adalah jalan provinsi. “Itu bukan kita, itu masukan jalan nasional. Itu jalan pantura termasuk milik nasional,” tegasnya.
Padahal yang diberitakan Lingkar Jateng dan lingkar.co bukan jalur pantura, melainkan jalan alternatif yang menghubungkan antar kecamatan hingga kabupaten.
Hanung menambahkan, adanya kendala saat proses perbaikan jalan, karena cuaca yang ekstrim membuat pelaksanaanya belum maksimal. Selain itu, ia juga mengakui jika anggaran trasisi yang disiapkan masih minim. Pasalnya, tahun ini berbeda dengan tahun lalu, ditambah faktor cuaca yang memperburuk kondisi jalan.
“Berarti anggaran transisi kita kurang. Pengalaman tahun kemarin kita sediakan Rp 10 miliar untuk transisi dua sampai tiga bulan cukup tidak ada masalah seperti ini. Ya kan tahun ini berbeda karena cuaca ekstrim. Maka kita mempercepat proses lelangnya yang nanti di Bulan April bisa dikerjakan,” tutupnya. (ito/one)
Sumber: Koran Lingkar Jateng