Pandemi Covid-19 adalah peristiwa menyebarnya Penyakit koronavirus 2019 (Bahasa Inggris: Coronavirus disease 2019, disingkat Covid-19) di seluruh dunia untuk semua Negara.
Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2. Wabah Covid-19 yang pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Hubei, Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019. Kemudian ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020.
Penyebaran pandemi virus corona atau Covid-19 telah memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan di Indonesia.
Untuk mengantisipasi penularan virus tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan seperti social distancing, physical distancing, hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Kondisi ini mengharuskan masyarakat untuk tetap diam di rumah, belajar, bekerja, dan beribadah di rumah.
Akibat dari kebijakan tersebut membuat sektor pendidikan seperti sekolah maupun perguruan tinggi menghentikan proses pembelajaran secara tatap muka.
Sebagai gantinya, proses pembelajaran dilaksanakan dengan dalam jaringan (daring) yang bisa dilaksanakan dari rumah masing-masing siswa.
Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19 menganjurkan untuk melaksanakan proses belajar dari rumah melalui pembelajaran daring.
Kesiapan dari pihak penyedia layanan maupun siswa merupakan tuntutan dari pelaksanaan pembelajaran daring.
Pelaksanaan pembelajaran daring ini memerlukan perangkat pendukung seperti komputer atau laptop, gawai, dan alat bantu lain. Sebagai perantara yang tentu saja harus terhubung dengan koneksi internet.
Dengan pelaksanaan pembelajaran dari rumah secara daring, guru dituntut untuk lebih inovatif dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran.
Perubahan cara mengajar ini tentunya membuat guru dan siswa beradaptasi dari pembelajaran secara tatap muka di kelas menjadi pembelajaran daring (Mastuti, dkk, 2020).
Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan hasil belajar pembelajaran daring lebih baik daripada pembelajaran tatap muka (Nira Radita, dkk, 2018; Means, dkk, 2013).
Sedangkan penelitian yang lain menyebutkan bahwa hasil belajar yang menggunakan pembelajaran tatap muka lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran daring (Al-Qahtani & Higgins, 2013).
Teknis, Peralatan, Metode Pembelajaran Daring
Secara teknis dalam pembelajaran daring perangkat pendukung seperti gawai dan koneksi internet yang keduanya harus tersedia untuk kedua belah pihak pengajar dan siswa (Simanihuruk, dkk, 2019).
Dengan bantuan perangkat pendukung tersebut dapat memudahkan guru dalam menyiapkan media pembelajaran dan menyusun langkah-langkah pembelajaran yang akan diterapkan.
Media pembelajaran yang tersedia secara online sangat beragam dan senantiasa berkembang.
Keberadaan media tersebut sangat membantu guru dalam proses pembelajaran di kelas tanpa disibukkan dengan kegiatan membuat media itu sendiri.
Guru dapat memanfaatkan aplikasi video pengajaran yang menampilkan wajah guru sehingga lebih efektif dalam penyampaian informasi ke siswa daripada sekedar narasi informasi.
Pemanfaatan fitur pengiriman pesan (messegeboard) juga dapat digunakan sebagai sarana diskusi.
Guru juga dapat memanfaatkan media pembelajaran sebagai sarana evaluasi penilaian di akhir pembelajaran.
Salah satu bentuk media yang tersedia adalah aplikasi pembuatan kuis online. Terdapat banyak aplikasi kuis yang memberikan kemudahan dan efisiensi bagi guru. Terutama untuk mendapatkan informasi hasil pengerjaan siswa secara cepat sebagai atribut terkait pengerjaan soal.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Subiyantoro dan Sri Mulyani (2017), yakni dengan adanya kuis membuat siswa mampu mengetahui tingkat pemahamannya sendiri dan interaktivitas dari kuis yang disajikan menjadikan siswa lebih fokus.
Kondisi ini bagi guru, orang tua, dan siswa sungguh tidak disangka dan pemerintah harus mencari cara agar proses belajar tetap berjalan. Serta perkembangan anak tetap optimal meskipun mereka tetap di rumah.
Pentingnya Peran Orang Tua dalam Pembelajaran Daring
Dari keadaan inilah peran orang tua yang ternyata sangat penting ketika anak mulai bersekolah di rumah.
Teknologi amatlah penting bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran daring. Selain itu, guru dan orang tua juga tidak kalah penting dalam memberikan dukungan dan bimbingan terhadap usaha belajar anak.
Dalam hal ini, kita tidak boleh mengutamakan peran penting dari salah satu pihak tersebut. Karena masing-masing mempunyai peran yang saling berkaitan.
Orang tua sangat berperan sebagai pembimbing sekaligus motivator bagi putra-putrinya saat belajar di rumah.
Kendala bagi para orang tua dalam mendampingi putra-putrinya mungkin banyak sekali, di antaranya sebagai pengganti pengajar di rumah saat pandemi. Kendala seperti ini tidak dapat dianggap remeh, orang tua harus membagi waktu antara pekerjaan rumah dan pendampingan pembelajaran daring.
Para orang tua merasa kesulitan dalam mengganti peran guru sebagai pengajar. Karena, profesi guru itu memerlukan keahlian khusus dan tidak dapat digantikan sembarang orang.
Kendala lain mungkin para orang tua tidak mahir mengoperasikan ponsel atau laptop, serta kendala lain yang dialami oleh orang tua.
Akan tetapi dengan beberapa kendala tersebut bukan berarti para orang tua tidak diperlukan perannya dalam pembelajaran online ini.
Peran orang tua adalah sebagai pendamping dalam pembelajaran daring ini. Setidaknya, orang tua dapat memantau dan memastikan bahwa putra-putrinya mengikuti pembelajaran daring.
Dan pendampingan tersebut merupakan motivasi psikis yang sangat berperan bagi putra-putrinya.
Sisi positif yang lain dari para orang tua adalah mereka dapat lebih banyak menghabiskan waktu untuk membimbing perkembangan anak sambil belajar di rumah dan lebih banyak waktu untuk berkomunikasi dengan anak.
Dengan demikian, dapat disimpulkan sisi baik dari pembelajaran daring ini, baik bagi orang tua guru maupun siswa.
Hal yang perlu diperhatikan yaitu agar guru dan orang tua dapat bekerja sama untuk menjaga motivasi belajar dan meminimalkan tekanan yang dialami anak dalam belajar.
Penulis:
Indah Nursyafa’ah, S.Pd
Guru Kelas di SDN Patemon 01, Korsatpen Gunungpati, Kota Semarang