Sempat Turun, IKM di Pati Mulai Mengalami Kenaikan

Kepala Disdagperin Pat, Hadi Santoso. Miftahus Salam/Lingkar.co
Kepala Disdagperin Pat, Hadi Santoso. Miftahus Salam/Lingkar.co

Lingkar.co – Industri Kecil Menengah (IKM) di Kabupaten Pati mulai meningkat jumlahnya. Terlebih setelah Pandemi Covid-19 mereda.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati Hadi Santosa mengatakan bahwa saat pandemi Covid-19 sejumlah IKM di Pati sempat mengalami penurunan, karena permintaan permintaan barang di pasar tidak banyak. Beberapa di antaranya juga harus gulung tikar.

“Covid sempat turun, setelah reda kembali naik lagi,” katanya saat dikonfirmasi, Sabtu (20/1/2024).

Hijau-Minimalist-Ucapan-Selamat-Sukses-Kiriman-Instagram-3

Menurutnya, jenis industri kecil yang mengalami kenaikan setelah pandemi mereda adalah makanan ringan. Untuk yang lainnya, katanya, cenderung stagnan.

“Makanan ringan agak sedikit meningkat. Yang lainnya naik turun. Karena sekarang yang serba praktis kan sudah meningkat, makanan olahan-olahan itu,” ujar Hadi.

Selain itu juga, katanya, industri olahan makanan lebih mudah mendapatkan keuntungan, sehingga makin banyak masyarakat yang menggelutinya.

Png-20230831-120408-0000

Ia mengatakan, sebetulnya ada banyak jenis IKM di Kabupaten Pati. Selain makanan ringan, juga ada olahan lainnya dan kerajinan seperti batik dan furniture.

“Perkembangannya beda-beda. Makanan cenderung naik. Olahan dari perikanan juga cenderung naik,” beber dia.

“Yang lain, seperti handycraf itu tergantung pasar. Juga mahal, kebutuhan orang akan handycraf juga tidak pasti, tidak semua orang butuh. Beda dengan makanan yang semua orang butuh,” imbuhnya.

Beberapa produk IKM di Pati juga sudah diekspor. Ia mencontohkan seperti mebel dan olahan hasil laut.

Saat ditanya soal jumlah, dirinya menyebutkan saat ini IKM di Pati totalnya ada seribu lebih. Namun, dirinya belum bisa menyebutkan angka detailnya, karena belum melakukan pendataan.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa IKM selalu beririsan dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Menurutnya, IKM sudah pasti UMKM, namun UMKM belum tentu IKM.

“IKM itu industrinya. Ada proses pengolahan hingga menjadi barang jadi atau setengah jadi. Kalau UMKM itu bisa hanya reseller,” jelasnya.

Pihaknya pun saat ini terus melakukan pendampingan supaya IKM di Pati terus berkembang. Namun, belum bisa maksimal karena anggarannya terbatas.

“Industri rokok kita rutin lakukan pendampingan, seperti pelatihan melaluo dana DBHCT. Juga kita ajak studi banding,” pungkasnya.

Penulis: Miftahus Salam

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps