Mesir Resmi Cabut Pembatasan Covid-19 Mulai 1 Juni Mendatang

TERAPKAN: Tampak masyarakat Mesir yang sedang beraktivitas di tengah berlakunya kebijakan pembatasan pencegahan Covid-19 di negaranya. (ANTARA/LINGKAR.CO)
TERAPKAN: Tampak masyarakat Mesir yang sedang beraktivitas di tengah berlakunya kebijakan pembatasan pencegahan Covid-19 di negaranya. (ANTARA/LINGKAR.CO)

KAIRO, Lingkar.co – Usai Pemerintah Mesir melakukan pembatasan Covid-19, mulai 1 Juni mendatang pemerintah resmi mencabut pembatasan termasuk melonggarkan penutupan awal pertokoan dan restoran.

Kebijakan pembatasan terebut berlaku sejak 6 Mei, yang mana pertokoan, mal dan restoran wajib tutup pukul 9 malam waktu setempat pasca terjadi lonjakan kasus Covid-19.

Pemerintah Mesir memberlakukan pembatasan ketat pada awal pandemi, dengan menutup wilayah udara dan menerapkan jam malam guna memerangi penyebaran virus Covid-19.

Hijau-Minimalist-Ucapan-Selamat-Sukses-Kiriman-Instagram-3

Baca juga:
70 Anak dan 40 Wanita Terbunuh, Bukti Nyata Kejahatan Perang Israel

Otoritas Mesir juga telah merampungkan vaksinasi terhadap pegawai di semua hotel di Provinsi Sinai Selatan dan Laut Merah dan berencana memvaksinasi seluruh warga di dua resor Hurghada dan Sharm el-Sheik.

Hal tersebut Pemerintah Mesir lakukan dalam upaya untuk menyelamatkan sector pariwisata yang ada di Mesir.

Dalam adanya Covid-19 ini, mengakibatkan pendapatan pariwisata yang mana sebagai sumber utama mata uang asing bagi Mesir, merosot 70 persen pada 2020.

Png-20230831-120408-0000

Baca juga:
70 Anak dan 40 Wanita Terbunuh, Bukti Nyata Kejahatan Perang Israel

Sektor pariwisata sendiri biasanya telah menyumbang hingga 15 persen dari produk domestik bruto untuk penghasilan negara.

“Mesir optimistis menyambut lebih banyak pengunjung tahun ini dengan jumlah yang terus meningkat sejak Januari menjadi sekitar setengah juta wisatawan setiap bulannya,” Menteri Pariwisata Khaled El-Enany kepada Reuters, dikutip dari Antara.

Pada hari Sabtu (29/5), Mesir secara resmi mengonfirmasi 260.659 kasus COVID-19, termasuk 15.001 kematian.

Baca juga:
Ridwan Kamil Dorong Pengelolaan Sampah di Jawa Barat Berbasis Digital

Akan tetapi, pejabat dan pakar beranggapan bahwa jumlah kasus COVID-19 sebenarnya jauh lebih tinggi.

Namun tidak tercermin dalam data pemerintah sebab rendahnya tingkat tes COVID-19 dan pengecualian hasil tes mandiri. (ara/luh)

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *