*Oleh
Dra. Tri Murniati,M.Pd.
Guru Mapel Bahasa Indonesia
SMP 2 Mejobo, Kudus
Tantangan menghadapi era abad 4.0. ini siswa harus lebih terampil dalam menyikapi kehidupan. Mereka harus mampu mencerna, memilih, mengomunikasikan apa yang dibaca, dilihat atau dengarnya. Hal ini tak lepas dari keterkaitan materi pembelajaran keterampilan berbahasa. Salah satunya yaitu menulis. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan agar peserta didik memiliki keterampilan untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Pembelajaran menulis khususnya menulis laporan , seringkali dianggap sebagai pembelajaran yang tidak penting dan membosankan. Ketika mereka mendapat tugas menulis laporan mereka merasa kesulitan menuangkan idenya, sehingga tidak tahu apa yang harus mereka tulis. Untuk itu, pembelajaran menulis memerlukan perhatian serius.

Menilik permasalahan tersebut, guru harus dapat menentukan strategi, metode, dan media yang dapat menjadi perantara pembelajaran dengan baik, serta memotivasi peserta didik supaya mereka lebih bergairah dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini selaras penelitian Kitao (1997) yang berjudul “Selecting and Developing Teaching / Learning Materials” mengemukakan bahwa dalam pembelajaran ada hal pokok yang harus ada dan sesuai dengan kebutuhan siswa, yaitu metode pengajaran, bahan ajar, dan evaluasi. Harapannya tujuan pembelajaran dapat terwujud.

Salah satu solusi untuk meningkatkan prestasi belajar menulis yaitu menggunakan Metode Tagasi. Alasan penulis memberikan solusi tersebut karena dalam pembelajaran diawali dengan mencermati tayangan peristiwa hingga melakukan investigasi. Sehingga pelaksanaan pembelajaran menyenangkan. Selain itu, metode pembelajaran ini menuntut adanya kreativitas peserta didik. Peserta didik merasa dilibatkan dalam pembelajaran. Mereka bukan dijadikan objek tetapi mereka sebagai subjek dalam pembelajaran. Harapannya pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya ketrampilan menulis, akan menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, sehingga prestasi belajar peserta didik lebih meningkat.
- Kemampuan Menulis Laporan.
Menurut Tarigan (2008:3-4) menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif untuk mengungkapkan ide,pikiran,gagasan dan pengetahuan. Penulis di dalam kegiatan menulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Kegiatan menulis disebut sebagai kegiatan produktif karena kegiatan ini menghasilkan tulisan, dan disebut sebagai kegiatan yang ekspresif karena kegiatan menulis adalah kegiatan yang mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan pengetahuan penulis kepada pembaca.
Menulis yang baik memerlukan penguasaan beberapa keterampilan, yaitu ketepatan dan kelayakan tata bahasa,sehingga hubungan penulis dan pembaca lebih mudah. Selain itu, dalam menulis sebuah tulisan diperlukan kosakata yang sesuai dengan pokok persoalan tingkat penulisan, sikap penulis dan karangannya. Yang terpenting bagaimana menyusun kosakata menjadi suatu kalimat yang jelas, sebab tulisan yang baik memerlukan struktur ide-ide yang teliti.
Menulis merupakan kegiatan yang membutuhkan proses. Terkadang saat pertama kali kita akan menulis kita mersa kebingungan akan memulai darimana. Berkali kali kita menulis kalimat,berkali-kali juga kita menghapusnya kembali. Hal ini menunjukkan bahwa menulis merupakan proses.
Adapun langkah-langkah menulis laporan adalah menentukan topik laporan dan menentukan tujuan laporan. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun laporan yaitu apa yang dilaporkan, siapa yang melaporkan, bahasa laporan yang meliputi penggunaan kata yang tepat, kalimat pendek, singkat dan jelas, bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, menghindari penggunaan istilah-istilah yang membingungkan dan kurang dipahami oleh umum,memperhatikan etika, estetika dan logika bahasa.
- Metode Tagasi
Menurut Joni dalam Anitah (2014: 1.24) metode adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. Solchan (2014: 3.9) menyatakan bahwa metode pada umumnya diartikan sebagai cara mengajar atau Metode mengajar. Sedangkan pada hakikatnya metode adalah suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah di tetapkan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Tagasi merupakan akronim dari tayangan hingga investigasi. Tayangan artinya sesuatu yang ditayangkan (dipertunjukkan) atau pertunjukan (film dsb) Investigasi artinya penyelidikan dengan mencatat dan merekam fakta, melakukan peninjauan, percobaan,
Berdasarkan istilah tersebut yang dimaksud dengan Metode “TAGASI” (dari tayangan hingga investigasi).Pembelajaran menggunakan metode tagasi diawali dengan penayangan rekaman melalui layar telivisi atau LCD, kemudian peserta didik diminta mencermati tayangan tersebut. Kegiatan selanjutnya adalah peserta didik melakukan investigasi di luar kelas dalam bentuk wawancara dengan sumber dan tinjauan lokasi atau observasi. Pada saat melaksanakan investigasi kita memberi kesempatan kepada mereka mencari data untuk menulis laporan.
Keunggulan metode tagasi yaitu peserta didik lebih aktif karena mereka diberi kesempatan untuk beraktivitas, tidak hanya sekadar mendengarkan pelajaran saja, pembelajaran lebih menarik karena dengan tayangan peserta didik lebih tertarik dalam belajar, peserta didik lebih percaya diri karena diberi kesempatan untuk melakukan investigasi
Langkah –langkah pembelajaran menulis laporan dengan Metode “TAGASI” (dari tayangan hingga investigasi) adalah :a) pembelajaran menulis laporan yang diawali dengan penayangan rekaman peristiwa melalui layar telivisi atau LCD,b) kemudian peserta didik diminta mencermati tayangan tersebut,c) Setelah mencermati tayangan tersebut, peserta didik membaca teks laporan (model teks laporan) yang isinya pemberitaan peristiwa yang ada dalam tayangan tersebut, c) setelah membaca laporan, peserta didik mengadakan diskusi untuk menemukan dan menentukan unsur-unsur laporan serta bentuk susunan laporan yang dibacanya,d) setelah menemukan dan memahami unsur-unsur laporan serta bentuk susunan laporan yang dibacanya, peserta didik berlatih menulis laporan tentang peristiwa yang baru saja terjadi/dialami di kelasnya, e) kegiatan selanjutnya adalah peserta didik melakukan investigasi di luar kelas dalam bentuk wawancara dengan sumber laporan dan tinjauan lokasi/observasi ke tempat peristiwa yang dijadikan bahan laporan, f) Setelah melakukan investigasi peserta didik menulis laporan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas sesuai dengan hasil investigasinya.
Berdasarkan paparan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa strategi,metode dan media memang sangat diperlukan dalam pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan harapan.Tagasi adalah bentuk metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk pembelajaran menulis laporan. Dengan mengajak peserta didik mengamati tayangan hingga mereka diajak berinvestigasi dengan lingkungan, pembelajaran menjadi lebih menarik dan tidak membosankan, karena peserta didik merasa dilibatkan. Harapan penulis Tagasi akan meningkatkan pembelajaran khususnya pembelajaran menulis laporan.(*)