Pemanfaatan BLOG dalam Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19

Triyono, S.Pd. M.Pd., Guru Bahasa Inggris SMP 5 Kudus (DOK PRIBADI FOR LINGKAR.CO)
Triyono, S.Pd. M.Pd., Guru Bahasa Inggris SMP 5 Kudus (DOK PRIBADI FOR LINGKAR.CO)

*Oleh
Triyono, S.Pd. M.Pd.
Guru Bahasa Inggris SMP 5 Kudus

Wabah Covid-19 sekarang mulai menyebar ke dunia pendidikan. Kementerian Pendidikan dan budaya telah menyiapkan beberapa skenario, termasuk mendorong pembelajaran secara online untuk siswa. Secara umum Covid-19 memiliki dampak yang signifikan pada dunia pendidikan, termasuk dalam sistem pendidikan di Indonesia. Pembelajaran tradisional dan rutin yang menekankan interaksi guru dan siswa di kelas dan di luar kelas bergeser ke pembelajaran dalam jaringan (daring) (Abidah et al., 2020).

Sementara itu, perkembangan teknologi dimanfaatkan oleh sekolah untuk menyiasati keadaan yang tak diduga yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar pada masa pandemi COVID-19. Berbagai macam media pembelajaran banyak tersedia untuk membantu pembelajaran daring. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar secara daring adalah pemanfaatan blog. Penggunaan blog sebagai media pembelajaran sekaligus sebagai sumber belajar sedikitnya akan mengubah cara belajar dan teknik pembelajaran agar tidak monoton sehingga dapat memotivasi siswa dalam belajar di masa pandemi COVID-19.

Penggunaan blog untuk mengajar dan pembelajaran telah dipilih untuk beberapa alasan. Pertama, lebih dari alat media sosial lainnya, blog dapat meningkatkan interaksi antara siswa dan guru, meningkatkan keterlibatan dalam pembelajaran, dan meningkatkan kebersamaan dalam pembelajaran. Blog juga dapat menciptakan dinamika menarik yang tidak terdapat dalam media sosial lain (Makhmudova & Agzamovna, 2020).

Kehadiran media blog dalam dunia pembelajaran akan memberikan inovasi baru pada proses pembelajaran di sekolah. Penggunaan media blog dalam proses pembelajaran menyebabkan pembelajaran terjadi semakin menarik dan dinamis, karena guru dan siswa memperoleh bantuan dalam penyampaian materi. Media blog dapat membantu guru menyampaikan bahan pembelajaran dan meningkatkan kreativitasnya dalam merencanakan pembelajaran, karena guru dapat mengekspresikan semua ide dan gagasannya dalam pengorganisasian media blog. Bagi siswa dengan hadirnya blog memberikan keleluasan dalam mengakses sumber belajar dan mendownload sumber belajar tersebut yang telah tersaji dalam blog sehingga siswa mudah memperoleh bahan dan sumber belajar yang dibutuhkan untuk menambah wawasan dan keilmuan siswa (Salim et al., 2020).

Sulasmianti (2018) mengungkapkan pemanfaatan blog dalam pembelajaran akan membuat guru menjadi lebih kreatif karena adanya tuntutan untuk melakukan pengorganisasian konten seperti mengupload bahan pembelajaran, menyiapkan kuis interaktif, dan melakukan interaksi tanya jawab dengan siswa. Wahyudi (2014) mengatakan blog menjadikan pembelajaran menjadi menarik, interaktif, dan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam mengumpulkan sumber informasi dalam pembelajaran.  Penggunaan blog dalam pembelajaran bagi guru merupakan batu loncatan kemajuan yang cepat, namun terdapat hambatan dan kesiapan guru dalam mengimplementasikannya pada kelas pembelajaran. Untuk mengatasi hambatan dan ketidakksiapan guru dalam menerapakan blog diperlukan pelatihan dan pendampingan yang terjadwal, tersusun secara sistematis serta perlunya pemetaan konten yang harus dikuasai guru dalam menggunakan blog.

Png-20230831-120408-0000

Menurut Kristiyanti (2012) jika pengajar sudah memiliki blog, maka yang harus difikirkan adalah bagaimana mengintegrasikan blog dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa cara, diantaranya para pengajar dapat menggunakan blog untuk menampilkan informasi materi yang akan diberikan, bahan ajar yang siap diunduh pebelajar, daftar hyperlink sebagai referensi, memberikan tugas dan menampilkan hasil penelitan pengajar. Karena fitur pada blog memungkinkan memberikan pertanyaan dan komentar atas artikel atau bahan ajar yang tersedia, maka komunikasi pun akan berjalan dua arah dan interaktif, baik dari pengajar ke pebelajar atau sebaliknya. Cara yang lain adalah ketika memberikan tugas kepada pebelajar, maka pengajar tersebut menerangkannya secara lisan dan kemudian menampilkannya pada blog. Pebelajar yang akan mengumpulkan tugas diminta untuk menampilkan jawaban dari tugas dalam blog pribadi pebelajar tersebut. Penilaian diberikan dengan cara pengajar tersebut mengunjungi blog pebelajar untuk kemudian memberikan komentar tentang jawaban tugas yang telah dibuat oleh pebelajar. Cara ini memberikan arti bahwa pebelajar tidak hanya bertanggung jawab atas jawaban tugas kepada pengajar saja, melainkan bertanggung jawab pula kepada publik/pengguna internet sebagai pembaca.

Lestari & Siskandar (2020) menambahkan model pembelajaran blended learning dengan blog memiliki tiga tahapan yaitu (1) Seeking of information, pencarian informasi dari berbagai sumber informasi yang tersedia secara online maupun offline dengan berdasarkan pada relevansi, validitas, reliabilitas konten dan kejelasan akademis. (2) Acquisition of information menemukan, memahami, serta  mengkonfrontasikannya dengan ide atau gagasan yang telah ada dalam pikiran kemudian menginterpretasikan informasi/pengetahuan dari berbagai sumber yang tersedia, sampai mereka mampu mengkomunikasikan kembali dan menginterpretasikan ide-ide dan hasil interpretasinya menggunakan fasilitas online/offline. (3) Synthesizing of knowledge, mengkonstruksi/merekonstruksi pengetahuan melalui proses asimilasi dan akomodasi bertolak dari hasil analisis, diskusi dan perumusan kesimpulan dari informasi yang diperoleh. Kembali dan menginterpretasikan ide-ide dan hasil interpretasinya menggunakan fasilitas online/offline.

Pendapat lain dari Sulasmiati (2018) menyampaikan beberapa langkah yang dilakukan guru untuk memanfaatkan blog sebagai media pembelajaran adalah: (1) Guru membuat  rencana pembuatan blog yang memuat: Nama Guru, Satuan Pendidikan, Kelas, Mata Pelajaran, Alamat Blog. (2) Guru membuat laman blog untuk mata pelajaran yang diampuhnya. Pembuatan blog memang relatif mudah dan sederhana. Yang harus dilakukan pertama adalah memastikan bahwa kita yang akan membuat blog telah memiliki akun google atau memiliki gmail. Memiliki akun gmail sebagai langkah awal untuk masuk membuat blog. Seterusnya kita buat blog baru. Dalam membuat blog guru dipersilahkan memberi nama blognya sendiri. (3) Guru mensosialisasikan kepada peserta didiknya bahwa salah satu media yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah blog. Hal ini dimaksudkan agar pemanfaatan blog sebagai media pembelajaran dapat dilakukan secara optimal. Peserta didik harus mengetahui alamat blog yang digunakan, seterusnya peserta didik diharapkan mampu materi apa yang harus dibaca dan didownload. Pada waktunya peserta didik juga mampu mengerjakan evaluasi belajar berupa quiz online yang telah diupload oleh sang guru. (4) Guru mengupload materi pelajaran melalui blog dalam bentuk tulisan, gambar dan video. (5) Guru membuat kuiz interaktif dan mengupload ke blog agar dapat dikerjakan oleh peserta didik.

Berikutnya dia menambahkan bahwa blog memberikan sebuah peluang agar kegiatan belajar lebih menarik dan interaktif. Melalui blog, sumber-sumber materi yang relevan dapat dipublikasikan sehingga bisa diakses oleh siswa. Dengan demikian kesulitan siswa dalam mengumpulkan sumber-sumber informasi yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran dapat diatasi. Oleh karena itu, blog merupakan salah satu media pembelajaran yang strategis untuk meningkatkan proses pembelajaran yang aktif dan interaktif. Blog dikatakan sebagai media pembelajaran yang efektif apabila dikelola dengan baik sehingga dapat memenuhi prinsip bahan ajar, yaitu a) kebenaran, b) sesuai dengan perkembangan anak, c) up to date, d) keseimbangan diantara luas dan kedalaman bahan.  

Sementara itu menurut pendapat Arif (2013) menyatakan bahwa blog yang telah dikembangkan dengan baik akan memberikan beberapa layanan pembelajaran online, diantaranya: (1) Blog menyajikan materi pembelajaran yang dapat diunggah oleh peserta didik, maupun hanya digunakan saat menggunakan blog. (2) Blog mampu memonitor perkembangan pembelajaran siswa melalui tugas dan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan media blog. (3) Lewat blog, pengajar mampu memberikan informasi seputar pembelajaran, seperti jadwal pembelajaran, nilai dan informasi lainnya dengan mudah. (4) Materi yang dimuat di blog, secara tidak langsung akan tersimpan di internet, yang artinya materi tersebut lebih aman dan bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama.

Pendapat yang disampaikan Falaq (2020) bahwa satu hal yang paling mendasar yang membedakan antara pembelajaran menggunakan internet dengan pembelajaran konvensional adalah dalam hal fleksibilitasnya. Melalui media pembelajaran berbasis blog materi pembelajaran dapat diakses kapan saja, dimana saja, darimana saja, disamping itu materi juga sangat mudah dan dapat diperkaya dengan berbagai sumber belajar termasuk multimedia. Dengan menjadikan blog sebagai media pembelajaran guru dapat menuliskan materi pelajaran maupun pengayaaan materi melalui blog pribadinya. Guru juga bisa memberikan tugas tambahan bagi peserta didik bahkan melakukan ulangan harian melalui online. Dengan media blog pula antara guru dan siswa dapat saling berkomunikasi, berdiskusi, tentang apa saja, khususnya seputar materi pelajaran.

Sekolah dan guru melaksanakan kebijakan pemerintah untuk belajar dari rumah sebagai upaya memperlambat penyebaran COVID-19 namun sekaligus tetap memastikan peserta didik dalam kegiatan konstruktif melalui pembelajaran daring. Berbagai platform digunakan dalam pembelajaran daring, sementara guru, peserta didik, dan orang tua diharapkan terus melakukan penyesuaian seiring berjalannya waktu. Berbagai respon positif disampaikan peserta didik terkait pembelajaran daring karena dirasa lebih santai, menyenangkan, fleksibel, efisien, singkat, praktis, cepat, tepat, aman, mudah, hemat waktu, dan hemat tenaga. Pembelajaran dapat dilakukan secara jarak jauh, orang tua bisa mengawasi anak-anaknya belajar, membuat peserta didik menjadi melek teknologi, dan lebih kreatif.

Namun demikian pelaksanaan pembelajaran daring memiliki hambatan/kendala baik dari aspek sumber daya manusia maupun sarana-prasarana khusunya pelaksanaan proses belajar mengajar. Permasalahan pelaksanaan proses belajar mengajar secara daring pada masa pandemi Covid-19 dapat diatasi dengan memanfaatkan blog dalam pembelajaran.  Namun hal ini pun masih terkendala oleh masih banyak guru yang belum memahami bagaimana dan apa tahapan pemanfaatan blog dalam pembelajaran.  Langkah utama yang harus ditempuh adalah dengan membuat para guru mampu membuat blog pribadinya. Setelah itu para guru dituntut untuk mampu melakukan tahapan pemanfaatan blog untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisian di masa pandemi Covid-19.(*)

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *