Ada Wacana Subsidi Pertalite Bakal Dicabut, Ini Kata DPRD Pati

PATI, Lingkar.co – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan berencana menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan LPG kemasan 3 kilogram secara bertahap pada periode Maret hingga Juli. Hal itu Luhut sampaikannya pada Jumat (1/4) lalu.

Rencana tersebut tentu saja sangat memantik reaksi keras dari masyarakat. Terlebih di tengah kondisi pandemi seperti saat ini, menaikkan harga bahan pokok sangat memberatkan masyarakat. Utamanya masyarakat kelas menengah ke bawah.

Kondisi yang demikian pun sangat disayangkan oleh anggota DPRD Pati, Wardjono. Ia menilai jika harga pertalite mengalami kenaikan seperti pertamax, maka akan menimbulkan gejolak hebat di masyarakat. Terlebih di tengah kondisi masih pandemi seperti saat ini, menaikkan harga barang yang mendapat subsidi akan semakin menambah beban rakyat.

Alih-alih Bangun IKN, DPRD Pati Wardjono Sarankan Pemerintah Fokus Tumbuhkan Ekonomi Rakyat

“Kenaikan harga pertamax baru-baru ini akan berpengaruh terhadap naiknya harga pertalite. Jika nantinya pertalite benar-benar naik, akan menjadi masalah bagi rakyat karena akan berdampak pada kenaikan harga bahan pokok,” ujarnya.

Politisi dari fraksi PKS ini pun menyayangkan rencana pemerintah menghentikan subsidi pertalite ini. Ia menilai, meskipun baru rencana berpotensi menimbulkan inflasi dan meningkatkan angka kemiskinan.

“Setelah harga minyak goreng naik, BBM kemudian naik yang memungkinkan kenaikan bahan pokok lainnya terlebih menjelang Idul Fitri ini. Dengan demikian akan menambah beban rakyat. Saya khawatir akan terjadi inflasi dan penambahan angka kemiskinan.

Wardjono pun berharap ada solusi terbaik dari pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan ini. Jangan sampai kebijakan pemerintah selalu memberatkan rakyat. (Lingkar Network | Lingkar.co)