*Oleh
Fathur Rohman, S.Pd.I, M.Pd
Guru PAI SD 2 Gondosari Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus
COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, yaitu virus jenis baru dari coronavirus (kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan). Infeksi virus Corona bisa menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu, atau infeksi sistem pernapasan dan paru-paru, seperti pneumonia. COVID-19 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Setelah itu, diketahui bahwa infeksi ini juga bisa menular dari manusia ke manusia. Penularannya bisa melalui cara-cara berikut : 1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 bersin atau batuk, 2. Memegang mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dulu, setelah menyentuh benda yang terkena droplet penderita COVID-19, 3. Kontak jarak dekat (kurang dari 2 meter) dengan penderita COVID-19 tanpa mengenakan masker.
Akibat dari pandemi covid-19 ini, menyebabkan diterapkannya berbagai kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 di Indonesia. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah di Indonesia diantaranya : 1. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) adalah istilah kekarantinaan kesehatan di Indonesia yang didefinisikan sebagai “Pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi. 2. Physical distancing atau pembatasan jarak fisik adalah upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyebaran infeksi virus Corona dan mencegah COVID-19. Dalam prakteknya, physical distancing juga dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut ini : a) Jangan keluar rumah, kecuali untuk urusan penting, seperti membeli kebutuhan pokok atau berobat ketika sakit. b) Sapa orang lain dengan lambaian tangan, bukan dengan berjabat tangan. c) Bekerja atau belajarlah dari rumah. d) Menjaga jarak tempat duduk di lingkungan sekolah ataupun kantor. e) Berdasarkan arahan dari Kementerian Kesehatan, kini semua warga yang hendak keluar rumah wajib menggunakan masker.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengeluarkan surat edaran untuk pencegahan virus corona (Covid-19) pada satuan pendidikan, Minggu (9/3/2020). Surat tersebut ditujukan kepada kepala dinas pendidikan provinsi, kepala dinas pendidikan kabupaten/kota, kepala lembaga layanan pendidikan tinggi, pemimpin perguruan tinggi, dan kepala sekolah di seluruh Indonesia. Nadiem Makarim mengajak berbagai pihak di dunia pendidikan untuk bergerak bersama menghadapi virus corona yang telah resmi ditetapkan WHO sebagai pandemi global untuk melakukan langkah-langkah mencegah berkembangnya penyebaran Covid-19 di lingkungan satuan pendidikan.
Pemerintah menerapkan kebijakan yaitu Work From Home (WFH). Kebijakan ini merupakan upaya yang diterapkan kepada masyarakat agar dapat menyelesaikan segala pekerjaan di rumah. Pendidikan di Indonesia pun menjadi salah satu bidang yang terdampak akibat adanya pandemi covid-19 tersebut. Dengan adanya pembatasan interaksi, Kementerian Pendidikan di Indonesia juga mengeluarkan kebijakan yaitu dengan meliburkan sekolah dan mengganti proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan Pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau Belajar dari Rumah (BDR) menggunakan sistem dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (Luring). Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sudah diterapkan seiring surat edaran yang dikeluarkan oleh kemendikbud. Di Indonesia, dilansir dari situs dapo dikdasmen kemdikbud terdata 220.353 sekolah dan 42.587.055 siswa yang secara otomatis akan melakukan pembelajaran jarak jauh dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah atas.
Adapun kelebihan dan kekurangan pembelajaran jarak jauh yaitu : Kelebihan : Logistik yang mudah — yang dibutuhkan adalah komunikasi yang baik, Mengurangi pengeluaran tambahan, seperti untuk ruang kelas dan staf pengajar, Peserta didik dapat mengontrol kapan mereka belajar dan pada tahapan apa, Pembelajaran jarak jauh dapat lebih dimungkinkan karena peserta didik dapat menyesuaikan pelajarannya sambil bekerja. Kekurangan : Waktu dan pekerjaan yang berkaitan dengan penyampaian proses pembelajaran jarak jauh lebih banyak daripada proses pembelajaran secara tatap muka, Dukungan administratif untuk proses pembelajaran jarak jauh dibutuhkan untuk melayani jumlah peserta didik yang mungkin sangat banyak, Beberapa peserta merasa terasing karena jarak, Kurangnya struktur dan kebutuhan akan motivasi/inisiatif yang tinggi dapat merupakan tantangan (masalah) bagi para peserta.
Kegiatan belajar mengajar harus tetap berjalan meskipun harus dilaksanakan pembelajaran jarak jauh secara daring (online) demi mencerdaskan anak bangsa. Hal tersebut tentunya membutuhkan perhatian lebih dari orang tua untuk terlibat dalam memantau setiap anak ketika belajar di rumah.
Baca Juga:
DKK Tegaskan Sudah Kelola Limbah Medis dengan Baik
Pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring saat ini dijadikan solusi dalam masa pandemi COVID-19. Tetapi Pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring tidak mudah seperti yang dibayangkan. Titi salah satu tenaga pendidik disalah satu sekolah dasar mengatakan dalam pembelajaran kelas 3 SD dia menggunakan zoom untuk meeting (pertemuan) tatap muka selayaknya di kelas. Tetapi tidak semua anak bisa mengakses karena ada yang orang tuaanya masih kerja, ada juga orang tuanya yang gagap teknologi. Selain itu Titi juga mencari alternatif lain media pembelajaran daring dengan google doc, memberikan tautan yang berisi materi pelajaran sekaligus tugas serta batas waktu pengerjaan dinilai lebih bisa mengakomodir kebutuhan orang tua dan anak, ini dapat membantu penilai harian, nilai bisa langsung masuk berkas google form. Lain halnya dengan Rita guru kelas 2 sekolah dasar. Di sekolah tempat Rita bekerja, guru diwajibkan memberikan materi pelajaran dan tugas melalui alamat surat elektronik milik orang tua. Cara ini dinilai Rita tidak berjalan dengan efektif. Mengirimkan dokumen materi berupa power point, lalu anak mengerjakan dilaptop, dicetak atau tulis tangan lalu dikirim lewat whats app dinilai lebih efektif menurut Rita.
Menurut Agus, dkk dalam penelitiannya yang berjudul “Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar” dampak COVID-19 terhadap proses pembelajaran online di sekolah dasar berdampak terhadap peserta didik, orang tua dan guru itu sendiri. Beberapa dampak yang dirasakan peserta didik yaitu peserta didik belum ada budaya belajar jarak jauh karena selama ini sistem belajar dilaksanakan adalah melalui tatap muka, peserta didik terbiasa berada di sekolah untuk berinteraksi dengan teman- temannya, bermain dan bercanda gurau dengan teman-temannya serta bertatap muka dengan para gurunya, dengan adanya metode pembelajaran jarah jauh membuat para murid perlu waktu untuk beradaptasi dan mereka menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung akan mempengaruhi daya serap belajar mereka. Dampak terhadap orang tua yaitu kendala yang dihadapi para orang tua adalah adanya penambahan biaya pembelian kuota internet bertambah, teknologi online memerlukan koneksi jaringan ke internet dan kuota oleh karena itu tingkat penggunaaan kuota internet akan bertambah dan akan menambah beban pengeluaran orang tua. Dampak yang dirasakan guru yaitu tidak semua mahir menggunakan teknologi internet atau media sosial sebagai sarana pembelajaran. beberapa guru senior belum sepenuhnya mampu menggunakan perangkat atau fasilitas untuk penunjang kegiatan pembelajaran online dan perlu pendampingan dan pelatihan terlebih dahulu. Jadi, dukungan dan kerjasama orang tua demi keberhasilan pembelajaran sangat dibutuhkan. Komunikasi guru dan sekolah dengan orang tua harus terjalin dengan lancar.
Dampak COVID-19 terhadap implementasi pembelajaran jarak jauh sangat terasa yaitu dengan diberlakukannya Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah bagi seluruh ASN. Dan bagi peserta didik di sekolah dasar dengan diberlakukannya pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara belajar dari rumah (BDR) melalui online salah satunya dengan menggunakan aplikasi zoom meeting, google doc, google form, dan whats app. Di sekolah dasar pembelajaran jarak jauh berdampak terhadap peserta didik, orang tua dan guru itu sendiri. Bagi peserta didik, belum terbiasa dengan pembelajaran jarak jauh, perlu waktu untuk beradaptasi (menyesuaikan dengan pembelajaran jarak jauh, yang tidak dibimbing langsung oleh guru) sehingga mempengaruhi daya serap belajar peserta didik. Bagi orang tua, kendala yang dihadapi para orang tua adalah adanya penambahan biaya pembelian kuota internet bertambah, teknologi online memerlukan koneksi jaringan ke internet dan kuota oleh karena itu tingkat penggunaaan kuota internet akan bertambah dan akan menambah beban pengeluaran orang tua. Bagi guru, Dampak yang dirasakan adalah tidak semua guru mahir menggunakan teknologi internet atau media sosial sebagai sarana pembelajaran. beberapa guru senior belum sepenuhnya mampu menggunakan perangkat atau fasilitas untuk penunjang kegiatan pembelajaran online dan perlu pendampingan dan pelatihan terlebih dahulu. Jadi, dukungan dan kerjasama orang tua demi keberhasilan pembelajaran sangat dibutuhkan. Komunikasi guru dengan sekolah dan orang tua harus terjalin dengan lancar, sehingga pembelajaran jarak jauh dapat di implementasikan di sekolah dasar dengan baik.
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps