*Oleh
Fitria Novita Sarie, S.Pd., M.Pd.
Guru SD 1 Tanjungkarang Kec. Jati Kab. Kudus
sariefitria44@gmail.com
Mewabahnya Corona Virus Disease atau lebih dikenal dengan COVID-19 membuat pengalaman baru dalam dunia pendidikan. Virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menyebabkan penyakit menular ke manusia. Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular sangat cepat dan telah menyebar hampir ke semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Sehingga WHO pada tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global. Sebagai upaya untuk mencegah pandemi Covid-19, pemerintah mengeluarkan kebijakan agar sekolah-sekolah meminta siswanya untuk belajar di rumah. Mulai 16 Maret 2020 sekolah menerapkan metode pembelajaran siswa secara daring.

Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online). Sistem pembelajaran daring yang umum dilaksanakan yaitu guru yaitu menggunakan aplikasi Whats App (WA) karena dianggap mudah dan biasa dipakai oleh siswa. Guru membuat grup kelas kemudian mengirim materi dan tugas melalui group tersebut.

Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran melalui WA selama setengah semester, pembelajaran daring melalui WA dianggap menjenuhkan oleh siswa karena tidak di dukung oleh fitur-fitur yang memadahi. Siswa kurang bersemangat karena mereka hanya sebatas dapat membaca pesan dan menggunakan voice note, diskusi antar teman juga terasa kurang optimal akibatnya hanya beberapa siswa saja yang aktif saat pembelajaran daring berlangsung. Untuk mengatasi permaslahan tersebut maka peneliti mencoba untuk memanfaatkan salah satu aplikasi pembelajaran gratis yaitu Edmodo.
Edmodo merupakan salah satu hasil dari sebuah perkembangan teknologi informasi yang membantu dan menyongsong pendidikan abad 21 yang merupakan sebuah perusahaan yang memberikan layanan media sosial untuk mendukung sistem pembelajaran online bagi para pegiat pendidikan. Di dalam platform Edmodo ini baik pengajar maupun siswanya dapat saling berinteraksi dengan mudah. Siswa, guru, dan orangtua dapat mengakses aplikasi ini dengan mudah yaitu dengan mendownload di playstore kemudian mendaftar. Manfaat bagi guru adalah akan memudahkan dalam mengelola pembelajaran karena terdapat Fitur-fitur yang dapat membantu kinerja para guru, mulai dari pembagian tugas yang bisa menyertakan berbagai resources, penugasan kuis atau ujian yang bisa dilakukan secara online, dan pengelolaan nilai siswa apabila telah mengumpulkan tugas.
Sedangkan manfaat bagi siswa, Edmodo ini akan membantu mereka untuk lebih disiplin dan kolektif dalam pembelajaran sebab biasanya pemberian tugas yang diberikan oleh pengajar diberikan tenggat waktunya. Menggunakan aplikasi Edmodo sama halnya dengan menggunakan facebook. Layaknya sosial media bagi para pegiat pendidikan, Edmodo membantu siswa untuk berkomunikasi dengan siswa lainnya meskipun berbeda daerah bahkan negara. Hal ini tentu memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan dimana ada wadah berbagi dan berdiskusi sehingga wawasan yang dimiliki semakin luas. Selain guru dan siswa, orangtua siswa juga dapat menggunakan aplikasi Edmodo ini untuk meninjau perkembangan belajar siswa. Berdasarkan analisis tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan pembelajaran daring yang mudah dan menyenangkan bagi siswa Sekolah Dasar yaitu dengan aplikasi Edmodo.
Telah dilakukan penelitian dengan metode quasi eksperimen menggunakan desain pre-test and post-test group design. Teknik pegumpulan data menggunakan tes dan nontes. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif peserta didik. Teknik non tes dilakukan dengan teknik observasi. Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa menggunakan instrumen berupa check list. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran daring menggunakan aplikasi Edmodo menunjukkan peningkatan aktivitas belajar siswa dari sebelumnya. Sebelum penelitian, persentase aktivitas belajar daring siswa hanya sebesar 45%. Sebagian besar siswa tidak aktif atau enggan mengikuti pembelajaran daring karena dirasa membosankan. Setelah menggunakan aplikasi edmodo, aktivitas eblajar siswa meningkat 35% menjadi 80%. Siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran karena mereka senang dengan fitur-fitur yang ada di Edmodo. Selain aktivitas belajar siswa, hasil belajar kognitif siswa sebelum dan sesudah penelitian juga meningkat. Terjadi peningkatan Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siswa sebesar 30% sebelum dan sesudah penelitian. Sebelum penelitian dilakukan, siswa yang tuntas KKM hanya 50%. Setelah dilakukan penelitian meningkat sebesar 30% yaitu mencapai 80%.
Aplikasi Edmodo menjadi sarana yang efektif dalam mengoptimalkan pembelajaran daring bagi siswa Sekolah Dasar. Hal ini dibuktikan dengan antusiasme siswa yang sangat baik pada saat pembelajaran berlangsung dan meningkatnya hasil belajar siswa.(*)
Gus Yasin Minta Pembaruan Data Kemiskinan, Galakkan Program Satu Desa Binaan Satu OPD