Lingkar.co – Dalam flyer profil calon walikota dan wakil walikota Semarang yang tersebar di WA Grup warga, terdapat Riwayat pengalaman organisasi yang kurang lengkap. Joko Santoso di dalam salah satu poin profilnya tertulis sebagai A’wan PCNU Kota Semarang tahun 2016-2021. Sementara Iswar Aminuddin yang punya kontribusi besar terhadap NU dan aktif menjadi penasehat, justru tidak dicantumkan.
Iswar sendiri pernah menjadi Koordinator Departemen Lingkungan Hidup Pimpinan Wilayah (PW) GP Ansor Jawa Tengah masa kepemimpinan Jabir Al-faruqi, periode 2010-2014.
GP Ansor sendiri adalah sayap pemuda NU yang menjadi garda terdepan pelaksana program-program NU.
Ketiadaan poin penting dalam Riwayat organisasi Iswar Aminuddin sebagai kader loyal NU kemudian direspon oleh Abdurrahman selaku Ketua PC GP Ansor Kota Semarang.
“Yang perlu dipahami adalah masalah A’wan. A’wan itu di NU adalah anggota biasa yang tidak dilibatkan dalam pleno atau pengambilan kebijakan. Dia hanya pelengkap,” ujarnya menjelaskan status A’wan yang dimiliki Joko Santoso di dalam NU.
Namun Abdurrahman merasa aneh karena Iswar yang sebenarnya adalah kader sekaligus tokoh NU justru tidak dicantumkan di dalam profilnya.
Abdurrahman menunjukkan Surat Keputusan (SK) Kepengurusan PW GP Ansor Jawa Tengah periode 2010-2014 di mana Iswar Aminuddin duduk sebagai Koordinator Departemen Lingkungan Hidup.
“Lalu kenapa Pak Iswar yang jelas-jelas kader NU kok tidak dicantumkan. Ini saya tunjukkan SK-nya yang ditandatangani H Saifullah Yusuf yang sekarang jadi Menteri Sosial, serta Sekjennya H Malik Haramain,” tuturnya.
Abdurrahman menyatakan dirinya hanya ingin meluruskan siapa yang paling berkontribusi kepada NU dan pantas dituliskan profilnya sebagai kader dan pengurus.
“Jadi saya sebagai Ketua Ansos saya meluruskan karena ini menyangkut senior dan penasehat saya. Jadi Pak Iswar adalah pengurus aktif di Ansor dan memiliki kontribusi luar biasa ke NU karena kader-kader muda NU selalu merujuk dirinya untuk dimintai nasehat atau dukungan terkait program,” ujarnya.
“Kita bisa mengkonfirmasi ke pimpinan PCNU yang sekarang seperti KH Anasom sebagai ketua atau Saiful bahri sebagai Sekretaris. Bahkan Pak Iswar adalah inisiator hibah Pembangunan Gedung PCNU Kota Semarang dengan nilai yang sangat besar,” tuturnya.
Bahkan Abdurrahman mengatakan kontribusi Iswar selalu ad ajika NU akan menyelengarakan kegiatan-kegiatan besar seperti hari santri, konferensi, dan lain sebagainya.
Abdurrahman kemudian mengajak masyarakat untuk membandingkan dengan calon yang lain.
“Apakah calon sebelah punya kontribusi kepada NU? Saya sebagai ketua PC GP Ansor Kota Semarang tidak pernah merasakan kontribusinya,” jelasnya.
“Nah apabila ada upaya menggiring opini bahwa Pak Iswar bukan NU, wah itu kualat,” tandasnya.
Iswar, kata Abdurrahman, walaupun tidak diakui sebagai orang NU diprofil yang tersebar di grup-grup WA itu, dia malah mewajarkan karena memang inilah konsekwensi politik. Abdurrahman bahkan mengenang salah satu kontribusi Iswar saat suksesi konfercab PCNU tahun 2021 di Pondok Pesantren Kiai Said Kalialang Gunungpati.
“Saya hanya berpesan kepada warga NU bahwa setiap kontestasi pemilu atau pilkada hanya lima tahunan. Dan NU selalu dibawa-bawa oleh pihak yang berkepentingan. Jadi saya harap warga NU dewasa menyikapinya, jangan terprovokasi, dan jadilah umat pelopor keharmonisan di dalam pilkada ini,” tutupnya.
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps