*Oleh
Arini Septiyan Irawati, S.Pd.
SD 4 Gulang
Di tahun 2020, tidak ada yang menyangka bahwa musibah akan melanda. Bukan hanya sebatas wilayah regional tetapi hampir semua negara di dunia mengalaminya. Wabah virus atau corona bukan hanya menjadikan kerugian kecil sebagian negara, bahkan masuk ke dalam kejadian luar biasa dunia atau bisa kita sebut dengan pandemi. Dampak yang ditimbulkan dari pandemi COVID-19 tidak hanya mempengaruhi bidang ekonomi namun juga bidang politik, budaya, kesehatan, dan pendidikan.
Di bidang pendidikan, virus COVID-19 menjadikan kegiatan belajar mengajar terkendala. Demi menjaga penyebaran virus COVID-19, pemerintah memberlakukan social distancing atau jarak sosial dengan membatasi gerak setiap warga Negara. Hal tersebut dijelaskan melalui Surat edaran Nomor 4 Tahun 2020, yaitu tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19), tertanggal 24 Maret 2020. Tepatnya ada 6 (enam) kebijakan yang dipaparkan dengan jelas. Namun yang paling mendasar ialah perubahan cara belajar mengajar peserta didik dan pendidik yaitu kebijakan belajar dari rumah atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dengan kebijakan baru ini pendidik diharapkan dapat mencari pola yang tepat bagaimana pembelajaran dari rumah itu bisa dilakukan dengan baik. Jalan yang terbaik yaitu melakukan atau mengupayakan pembelajaran berbasis dalam jaringan dengan menggunakan learning management system (LMS), dengan nama lain pembelajaran daring (online learning).
Di satu sisi pembelajaran daring menekan risiko penyebaran virus, namun disisi lain dalam pelaksanaannya ditemukan berbagai kendala. Salah satunya yakni pembelajaran daring membatasi ruang gerak anak. Anak sekolah dasar usia 6-12 tahun secara psikoemosional perkembangan anak berada pada masa untuk mengenal lingkungan, mencoba, dan mengembangkan dengan aktif minat dan bakat yang dimiliki melalui interaksi sosial secara langsung. Sedangkan pembelajaran daring menjadikan peserta didik bertemu dengan pendidik secara virtual. Kegiatan ini terus menerus akan menciptakan suasana belajar yang monoton, jenuh, dan mengganggu konsentrasi karena tidak adanya kondisi kelas dengan aturan dan pakem mendisiplinkan anak. Maka timbul permasalahan baru yakni turunnya motivasi belajar pada peserta didik. Maka dibutuhkan inovasi dan variasi pembelajaran sesuai perkembangan zaman agar motivasi belajar anak tetap terjaga.
Beberapa teori menyebutkan seperti Djamarah (2011), motivasi adalah dorongan yang dilakukan individu untuk mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktifitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapai dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya. Sadirman (2014) mengatakan bahwa dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
Guna meningkatkan motivasi belajar peserta didik di masa pandemi COVID-19 pendidik mencoba beralih dari media konvensional ke media digital dengan perkembangan teknologi mutakhir salah satunya yakni melalui media quizizz.
Baca Juga:
DKK Tegaskan Sudah Kelola Limbah Medis dengan Baik
Mengapa Quizizz?
Quizizz merupakan salah satu media pembelajaran berbasis digital yang terdiri dari fitur kuis, survai, permainan, maupun diskusi. Aplikasi quizizz dideskripsikan sebagai sebuah web tool untuk membuat kuis interaktif yang dapat dijalankan menggunakan gawai yang diakses melalui website www.quizizz.com. Quizizz memungkinkan pendidik membuat suatu penilaian formatif yang dikemas secara menarik serupa permainan dengan visual warna dan suara seolah menjalankan permainan, dalam quizizz juga terdapat fitur tambahan berupa alat bantuan, bonus penambahan skor, dan konten lainnya untuk peserta didik. Dalam aplikasi menampilkan hasil dari setiap soal yang telah dikerjakan peserta didik melalui tampilan peringkat berdasarkan jumlah jawaban yang benar. Pendidik dapat mengunduh hasil penilaian formatif ke dalam bentuk excel untuk memudahkan penilaian. Aplikasi quizizz juga menyediakan ruang untuk membuat kelas maya. Hal ini akan memudahkan kegiatan belajar mengajar untuk mengelola kelas maya setiap kali mengadakan pertemuan.
Dunia Apresiasi
Dalam media Quizizz peserta didik sudah disambut dengan fitur warna yang menarik dan musik pengiring yang mendorong semangat untuk menyelesaikan “game”. Selain itu terdapat tujuan yang jelas dari awal yakni menyelesaikan misi dengan menjawab soal yang akan dikonversi dengan skor pada jawaban yang diberikan. Skor inilah yang dibangun untuk meningkatkan jiwa kompetitif pada setiap anak agar dapat menjadi juara.
Terdapat panduan yang jelas bagaimana pengoperasian “game” untuk memulai hingga menyelesaikannya. Jika berhasil menjawab dengan benar dan tepat waktu diberikan bonus skor tambahan, suara tepuk tangan seperti perayaan untuk memenuhi rasa bangga peserta didik. Dalam perjalanan misi terdapat perlengkapan layaknya senjata berupa bantuan untuk mengulang jawaban salah. Menjadikan anak belajar dari kesalahan dan merasa diberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahan. Berbeda dengan kenyataan di lingkungan peserta didik yang biasanya mendapat hinaan, cacian, bahkan hukuman saat melakukan kesalahan.
Di akhir “game” selebrasi akan terasa meriah dengan adanya apreasi yang lebih dan lebih lagi. Apresiasi diberikan dengan skor dan gambar medali sebagai bentuk pencapaian mission completed. Hal ini akan memberikan rasa kebanggaan dan kepuasan pada diri peserta didik. Oleh karenanya tidak heran mengapa saat bermain game seorang anak akan lebih betah daripada melakukan aktivitas lainnya. Dunia yang penuh dengan apresiasi dan dukungan untuk menyelesaikan misi.
Seperti yang kita ketahui, masa pandemi menjadikan anak terbatas akses untuk berinteraksi langsung. Pembelajaran daring yang dilakukan secara virtual bermuara pada rasa jemu dan kehilangan motivasi belajar. Hal ini perlu pemecahan masalah yang solutif mengingat perkembangan psikoemosional peserta didik saat belajar biasa didapat sewaktu di sekolah tidak lagi didapatkan. Pentingkah perkembangan psikoemosional peserta didik?
Seperti yang disampaikan oleh Mas Menteri Nadiem Makarim di salah satu kanal Youtube bahwa sangatlah penting psikoemosional bagi peserta didik. Perkembangan psikoemosional saat belajar biasa didapat dari sosok guru yang dipercaya, peduli, dan percaya pada kemampuan peserta didik. Salah satu aspek penting pada psikoemosional peserta didik yakni percaya pada kemampuan anak. Dalam konteks pembelajaran percaya pada kemampuan anak dapat berupa pemberian feedback apresiasi.
Melalui media Quizizz dirasa tepat untuk digunakan sebagai media pembelajaran yang inovatif dan variatif sesuai dengan dinamika perkembangan teknologi di masa pandemi covid-19. Media tersebut dapat menjadikan kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan dan menantang jiwa kompetitif anak sesuai kebutuhan anak. Sehingga motivasi belajar anak tetap terjaga tanpa harus khawatir dengan risiko penyebaran virus karena pembelajaran tetap dilakukan di rumah.
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps