Lingkar.co – Hasil survei Saiful Mujani Reserach and Consulting (SMRC) menunjukkan elektabiltas Ganjar Pranowo, mengalami kenaikan usai dideklarasikan PDIP sebagai capres.
Dalam survei SMRC pada pemilih kritis pada 25-28 April 2023, dalam bentuk pertanyaan terbuka, Ganjar Pranowo, dipilih sebanyak 20,8 persen.
Sedangkan, Prabowo 15,8 persen, Anies Baswedan 11,4 persen, dan nama-nama lain jauh di bawah ketiga nama tersebut.
Demikian temuan survei elektabilitas bakal calon presiden (capres) yang disampaikan Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (29/4/2023).
Deni mengatakan, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meningkat tajam setelah keputusan PDIP mencalonkannya sebagai capres.
“Survei sebelumnya 4-7 April 2023, elektabilitas Ganjar 13 persen, setelah keputusan FIFA membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20,” jelasnya.
“Naik menjadi 20,8 persen pada 25-28 April 2023, baru setelah keputusan PDIP mencalonkan Ganjar,” jelas Deni.
Sementara, Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus Ketum Gerindra, Prabowo Subianto, hanya berada di urutan kedua, dengan 15,8 persen.
Dukungan terhadap Prabowo Subianto, melemah dari survei sebelumnya 18,3 persen pada periode 4-7 April 2023.
Sedangkan, mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, tetap berada di posisi ketiga dengan 11,4 persen, dari survei sebelumnya 10,7 persen.
“Kenaikan Ganjar terjadi dari akumulasi penurunan pada Prabowo, pada pemilih yang belum menentukan pilihan sebelumnya, dan pada pemilih calon-calon lain,” ucap Deni.
Deni mengatakan, bahwa pemilih kritis adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik.
Sebab, pemilih kritis memiliki telepon atau cellphone sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik.
“Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan,” ucap Deni.
Pemilih kritis juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya.
“Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80 persen. Karena itu, survei ini tidak mencerminkan populasi pemilih nasional 100 persen,” tutur Deni.
Pulihnya Elektabilitas Ganjar
Deni menilai, elektablitas Ganjar Pranowo, mulai pulih dan menguat signifikan setelah pengumuman Ganjar sebagai capres oleh PDIP.
Elektabilitas Ganjar Prabowo, mengalami pemulihan sejak keputusan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, hingga setelah pengumuman PDIP.
“elektabilitas Ganjar Pranowo, mengalami pemulihan berarti dari 13 persen menjadi 20,8 persen atau naik 7,8 persen,” ucap Deni.
Namun demikian, lanjut Deni, elektabilitas Ganjar dan Prabowo masih seimbang, pada simulasi empat capres yang sudah diputuskan oleh partai masing-masing.
“Prabowo telah diputuskan menjadi capres oleh Gerindra, dan mendapatkan dukungan dari PKB. Cukup memenuhi syarat minimal untuk menjadi capres,” ucapnya.
Anies Baswedan, juga telah dicalonkan oleh Nasdem, Demokrat, dan PKS. Tentunya, kata Deni, cukup untuk maju sebagai capres.
Sementara, Ganjar Pranowo, telah dicalonkan oleh empat partai, dan lebih dari cukup untuk maju sebagai capres calon.
Dan terakhir, Airlangga Hartarto juga telah ditetapkan oleh Partai Golkar, untuk menjadi sebagai capres.
Untuk survei terakhir pada simulasi empat capres, Ganjar Pranowo, tetap unggul sebesar 30,4 persen. Disusul Prabowo Subianto, 29,5 persen.
Anies Baswedan, di urutan ketiga dengan 19,8 persen. Sementara, Airlangga Hartarto, 2,9 persen.
“Sisanya belum menentukan pilihan. Ini mengindikasikan bahwa Ganjar dan Prabowo bersaing ketat di kalangan pemilih kritis sekarang ini,” kata Deni.
Menurut Deni, bahwa Prabowo terlihat lebih bisa menyerap pemilih kritis yang sebelum empat nama itu memilih nama-nama lain.
“Ini bisa terjadi karena Prabowo sudah dikenal hampir oleh semua pemilih atau sebesar 95 persen,” ucap Deni.
“Sementara Ganjar masih lebih rendah kedikenalannya di kalangan pemilih ini sebesar 86 persen,” sambungnya.
Metode Survei
Survei nasional pemilih kritis ini dilakukan pada pemilik cellphone sebagai indikator pemilih kritis. Sampel survei ini dipilih melalui metode random digit dialing (RDD).
RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan teknik RDD, sampel sebanyak 1021 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, divalidasi, dan discreening.
Validasi dan screening dilakukan untuk memastikan bahwa pemilik nomor telpon terpilih adalah warga negara Indonesia dan telah memiliki hak pilih (berumur 17 tahun plus atau sudah menikah).
“Margin of error survei diperkirakan kurang lebih 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling,” jelas Deni.
“Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih,” pungkasnya.***
Penulis: M. Rain Daling
Editor: M. Rain Daling
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps
Respon (1)